Dubes AS: Win-win Solution Akan Berikan Kepastian untuk Freeport

26 September 2018 16:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dubes AS untuk Indonesia, Joseph R Donovan Jr (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dubes AS untuk Indonesia, Joseph R Donovan Jr (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Joseph R Donovan Jr, meninjau operasi pertambangan PT Freeport Indonesia (PTFI) dalam lawatannya pada 21-24 September di Timika dan Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua. Selain mengunjungi tambang Freeport, Donovan juga bertemu dengan pemuka masyarakat setempat, aparat penegak hukum, alumni program beasiswa yang didanai PTFI, serta warga negara AS.
ADVERTISEMENT
Dalam kunjungannya ini, Dubes AS Donovan juga menyatakan sependapat dengan visi Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan hasil 'win-win' atau saling menguntungkan dari negosiasi antara pemerintah Indonesia dan Freeport-McMoRan Inc terkait perpanjangan izin operasi Freeport.
“Saya kembali ke Jakarta dengan pemahaman yang lebih memadai akan kebutuhan resolusi yang tepat waktu terkait negosiasi izin penambangan Freeport. Win-win solution akan memberikan kepastian bagi investasi Freeport di masa datang dan memastikan komitmen berkelanjutan akan investasi terhadap pengembangan manusia dan ekonomi di Mimika dan wilayah lainnya,” kata Donovan dalam keterangan resminya, Rabu (26/9).
Donovan sangat terkesan pada kompleksitas dan skala operasi pertambangan PTFI, terutama rencana peralihan dari pertambangan permukaan ke bawah tanah. Para petinggi PTFI menginformasikan kepada Donovan bahwa perusahaan tersebut hingga hari ini telah menanamkan investasi sebesar Rp 208 triliun (USD 14 miliar), dan berencana untuk menambah investasi sebesar 298 triliun rupiah (USD 20 miliar) untuk beberapa tahun ke depan yang merupakan bagian transisi tersebut.
ADVERTISEMENT
PTFI juga mengatakan bahwa saat pertambangan bawah tanah telah selesai dibangun, PTFI akan menjadi salah satu pengelola operasi pertambangan bawah tanah terbesar dan terkompleks di dunia. Operasi ini mempekerjakan lebih dari 25.000 karyawan, yang 98 persennya adalah Warga Negara Indonesia (WNI).
Secara khusus, Dubes Donovan tertarik menyimak kontribusi sebesar 256 triliun rupiah (USD 17,3 miliar) yang dibayarakan PTFI kepada pemerintah Indonesia dari tahun 1992 hingga 2017 dalam bentuk pajak, royalti, dan dividen. Donovan juga mendapatkan informasi tentang kontribusi sebesar lebih dari Rp 23 triliun (USD 1,6 miliar) dari PTFI untuk pembangunan komunitas dari tahun 1992 hingga 2017.
Dalam lawatannya ini, Donovan juga mengunjungi Rumah Sakit Mitra Masyarakat, yang didanai oleh PTFI dari bagian satu persen penghasilan PTFI yang didonasikan secara tahunan ke Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK). Donovan juga berkunjung ke Institut Pertambangan Nemangkawi yang didanai PTFI, yang memberikan pelatihan keterampilan pertambangan untuk masyarakat Indonesia, dan ke area reklamasi Mil 21, dimana PTFI mengembangkan budi daya tanaman di lahan bekas penimbunan tailing.
Suasana penggalian di Freeport.
 (Foto:   Instagram @freeportindonesia)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana penggalian di Freeport. (Foto: Instagram @freeportindonesia)
Dalam pertemuannya dengan para aparat penegak hukum, Donovan mengucapkan terima kasih atas upaya mereka mengejar kelompok bersenjata yang menargetkan warga Indonesia dan para ekspatriat di Tembagapura dan sekitarnya. Donovan juga menegaskan komitmen pemerintah AS dalam mendukung pembangunan kapasitas penegak hukum Indonesia.
ADVERTISEMENT
Para pemuka masyarakat, termasuk dari masyarakat suku Kamoro dan Amungme, menceritakan kepada Donovan tentang upaya mereka melawan HIV/AIDS, meningkatkan mutu pendidikan, dan menjamin layanan pemerintahan yang adil dan transparan. Donovan juga bertatap sapa dengan alumni program pertukaran American-Indonesian Exchange Foundation (AMINEF) PTFI Community College Initiative Program, yang mendanai pemuda-pemudi dari Papua dan Papua Barat untuk belajar di community college di Amerika Serikat selama satu tahun.
Mereka bercerita tentang pengalaman mereka selama di AS, termasuk peningkatan keterampilan menulis dan komunikasi dan kesukarelawanan. Donovan juga mendorong mereka untuk membangun serta mempertahankan jejaring di Indonesia dan AS serta untuk bergabung dengan program pertukaran Young Southeast Asia Leader’s Initiative (YSEALI).