Dubes Djauhari Jajaki Potensi Pembukaan Blockchain Centre di RI

12 September 2018 10:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dubes RI untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun (kanan), hadiri peluncuran Blockchain Centre di Shanghai, Tiongkok, Rabu (12/09/2018). (Foto: Dok. KBRI Beijing)
zoom-in-whitePerbesar
Dubes RI untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun (kanan), hadiri peluncuran Blockchain Centre di Shanghai, Tiongkok, Rabu (12/09/2018). (Foto: Dok. KBRI Beijing)
ADVERTISEMENT
Blockchain Centre Tiongkok kembali membuka salah satu pusat pelatihan dan pembelajaran mengenai pasar keuangan dan teknologi terkait yang mendukungnya di Kota Shanghai, China. Pembukaan blockchain centre baru ini bertujuan untuk membuka akses lebih luas lagi kepada warga Tiongkok untuk dapat mempelajari lebih dalam mengenai teknologi Blockchain.
ADVERTISEMENT
Dengan dibukanya cabang baru dari pusat pelatihan dan pembelajaran ini, Blockchain Global telah memiliki 8 Blockchain Centre di seluruh dunia. Turut hadir di dalam acara malam pembukaan Blockchain Centre Shanghai, Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok merangkap Mongolia Djauhari Oratmangun, CEO Blockchain Singapura dan perwakilan kedutaan Australia di Tiongkok.
Acara malam pembukaan Blockchain centre di Shanghai ini dimulai dengan kata sambutan dari Founder & CEO Blockcentre Shanghai Sam Lee yang menceritakan permulaan bisnis blockchain ini dimulai dari sekelompok kecil pemuda di Melbourne Australia, berbagi informasi mengenai teknologi Blockchain di dalam salah satu platform pesan instan.
Dalam keterangan tertulis KBRI Beijing, Duta Besar Djauhari mendapatkan kesempatan untuk juga memberikan kata sambutan pada pembukaan acara tersebut yang kemudian diikuti oleh CEO Blockchain Singapura dan perwakilan dari kedutaan Australia. Pada kata sambutannya, Duta Besar Djauhari menyatakan bahwa teknologi Blockchain adalah masa depan industri bisnis dunia dan tentunya Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Blockchain sendiri merupakan sebuah teknologi pencatatan atau pembukuan yang terdistribusi dengan basis internet. Istilah yang kerap digunakan pada industri keuangan saat ini Distributed Ledger Technology," tulis keterangan tertulis KBRI Beijing, Rabu (12/9).
Dubes RI untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun (kiri), hadiri peluncuran Blockchain Centre di Shanghai, Tiongkok, Rabu (12/09/2018). (Foto: Dok. KBRI Beijing)
zoom-in-whitePerbesar
Dubes RI untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun (kiri), hadiri peluncuran Blockchain Centre di Shanghai, Tiongkok, Rabu (12/09/2018). (Foto: Dok. KBRI Beijing)
Pada dasarnya, teknologi ini adalah sebuah sistem pencatatan atau pembukuan data digital yang tersingkronisasi dan disepakati bersama untuk direplikasi serta didistribusikan secara geografis melintasi multi situs, negara dan institusi.
Oleh karena itu, prinsip teknologi Blockchain ini adalah sistem desentralisasi di mana masing-masing pengguna memiliki akses data yang sama yang telah disepakati dengan pengguna lainnya dan tidak ada sentralisasi data atau pusat data.
Melihat perkembangan teknologi Blockchain yang berkembang secara signifikan di dunia yang saat ini sudah semakin mendekati Asia Tenggara (Singapura dan Malaysia), serta melihat potensinya di masa depan, Duta Besar Djauhari merasa Indonesia juga harus melangkah maju dengan membuka diri dan mulai mempelajari mengenai teknologi-teknologi baru yang akan mempengaruhi ekonomi dunia.
ADVERTISEMENT
"Hal ini dapat dimulai dengan inisiatif mengadakan forum internasional di Bali mengenai blockchain dengan menghadirkan para ahli di bidangnya," tutupnya.