news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dukung Ekonomi Palestina, RI Hapus Bea Masuk Kurma dan Minyak Zaitun

28 Februari 2019 18:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla (kiri) bersama Dubes Palestina untuk Indonesia Zuhair Al Shun (kanan) di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (28/2). Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla (kiri) bersama Dubes Palestina untuk Indonesia Zuhair Al Shun (kanan) di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (28/2). Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (Permenkeu) yang mengatur tentang pembebasan tarif untuk 2 komoditas impor perdagangan Palestina yang masuk ke Indonesia, yakni minyak zaitun dan kurma. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, 2 komoditas Palestina tersebut akan masuk ke Indonesia tanpa dikenai bea apapun.
ADVERTISEMENT
"Tadi ditekankan oleh Bapak Wapres sekali lagi pasti akan 'you (Palestina) get zero tariff, no feasibility studies,' jadi tidak ada studi seperti prosedur yang biasa. Kalau prosedur yang biasa setiap perjanjian, kami bikin dulu poin feasibilities studies, kita membuat telaahan untung ruginya, Kalau dengan Palestina tidak," kata Enggar di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (28/2).
Indonesia membebaskan bea terhadap 2 komoditas dari Palestina tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina yang sedang berperang dengan Israel.
"Presiden dan juga dengan Pak Wakil Presiden menggariskan dan juga memberikan dukungan juga kepada bidang ekonomi. Dengan demikian secara efektif sudah berlaku ketentuan bea masuk 0 persen itu dengan tata caranya. Insyaallah dalam bulan Ramadan ini kita sudah menikmati kurma dari Palestina," ujar Enggar.
ADVERTISEMENT
Ia menyebut kesepakatan pembebasan bea tersebut tertuang dalam perjanjian perdagangan antara Indonesia dan Palestina. Enggar mengaku dalam perdagangan dua komoditas ini Indonesia tak akan menghitung untung maupun rugi, sebab semata-mata untuk mendukung Palestina.
"Pada biasanya setiap perjanjian perdagangan suatu negara dan tarif 0 persen dilajukan kajian internal. Lalu kita berdua (negara) sepakat melakukan joint FS yang isinya kita berhitung untung rugi. Ini kita tidak ada hitung untung rugi," jelas Enggar.
"Yang namanya teman, yang namanya bersaudara tidak ada untung rugi. Itu perintahnya, bahkan tadi bapak Wapres menanyakan apalagi yang Palestina butuh. Mau ekspor, apalagi yang Palestina butuh dari kita selain yang sudah kita kirim sesuai permintaannya, kopi teh dan lain sebagainya," timpalnya.
ADVERTISEMENT
Masih soal Palestina, Wamenlu AM Fachir yang ikut dalam pertemuan tersebut mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri Retno Marsudi akan bertolak ke Amman, Yordania. Tujuannya untuk menyampaikan rencana bantuan senilai USD 1 juta untuk pengungsi Palestina di UNRWA.
"Beliau (Menlu) akan melakuan kunjunhan ke Amman, Yordania untuk memperkuat dukungan bagi Palestina. Insyaallah tanggal 5 (Maret). Itu ada rangkaian kegiatan menyampaikan project design pemerintah Indonesia untuk pengungsi Palestina senilai USD 1 juta," kata Fachir.
Selain itu pemerintah juga akan membuka pelatihan kewirausahaan untuk para perempuan pengungsi Palestina. Menlu Retno akan menyerahkan bantuan untuk masyarakat di Gaza, Palestina.
"(Selain itu) membuka pelatihan kewirausahaan bagi perempuan pengungsi Palestina, ini dalam rangka pemberdayaan perempuan dan mencapai target SDGs (Sustainable Development Goals) bagi Palestina. Selanjutnya menyerahkan bantuan Indonesia untuk rakyat Palestina khususnya Gaza senilai USD 845 ribu, juga kunjungan ke lokasi pengungsi Palestina," jelasnya.
ADVERTISEMENT