Dulu Berjaya di Abad 16, Kini Rempah-rempah RI Merana

1 Februari 2018 20:49 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rempah-rempah. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Rempah-rempah. (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Rempah-rempah pernah menjadi komoditas yang amat berharga pada abad 15 dan 16. Orang-orang Eropa, dari Portugis hingga Belanda, datang ke Nusantara untuk mencari rempah-rempah.
ADVERTISEMENT
Namun kejayaan rempah-rempah meredup pada abad 17 dan hingga kini nasibnya merana, produksinya pun di Indonesia terus menurun.
Ketua Dewan Rempah Indonesia, Gamal Nasir, mengungkapkan beberapa penyebab menurunnya produksi rempah-rempah di Indonesia. Salah satunya adalah kondisi tanaman yang rata-rata sudah tua sehingga produktivitasnya rendah. Belum lagi serangan hama dan penyakit tak ditangani dengan baik.
"Produksinya menurun terus, rempah kita karena tanamannya sudah tua-tua. Apalagi ada serangan hama penyakit dan lainnya," kata Gamal saat dihubungi kumparan (kumparan.com), Kamis (1/2).
Penyebab lainnya dipengaruhi harga rempah-rempah yang tidak menentu. Ketidakpastian harga membuat petani malas menanam rempah-rempah.
"Dengan harga yang fluktuatif sehingga petani ada yang pelihara, ada yang tidak. Jadi kalau harga turun dia enggak pelihara, misalnya cengkih. Jadi itu penyebabnya harga kita fluktuatif," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Gamal mengaku senang karena sekarang pemerintah ingin mengembalikan kejayaan rempah-rempah. Ia berharap dana sebesar Rp 2,7 triliun yang dialoksikan Kementerian Pertanian (Kementan) bisa mengembalikan kejayaan rempah-rempah.
"(Alokasi dana) Cukup besar, angka itu memadai untuk melakukan gerakan untuk mengembalikan kejayaan rempah kita. Kan sejak zaman Belanda juga orang menjajah kita karena rempah," tutupnya.