Dulu, Harga BBM di Perbatasan RI - Malaysia Ini Rp 100 Ribu per Liter

15 Februari 2019 21:52 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Kalimantan Utara, Irianto Lambrie dalam peresmian jaringan gas bumi rumah tangga Kota Tarakan & BBM satu harga Kabupaten Malinau di Kota Tarakan, Jumat (15/2). Foto: Sejati Nugroho/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Kalimantan Utara, Irianto Lambrie dalam peresmian jaringan gas bumi rumah tangga Kota Tarakan & BBM satu harga Kabupaten Malinau di Kota Tarakan, Jumat (15/2). Foto: Sejati Nugroho/kumparan
ADVERTISEMENT
Di saat kota-kota besar seperti Jakarta bisa menikmati harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan harga kurang dari Rp 10.000 per liter, masyarakat di perbatasan Indonesia-Malaysia mesti membeli harga BBM dengan harga berkali-kali lipatnya.
ADVERTISEMENT
Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie mengatakan, harga BBM di Long Ampung, Malinau, Tarakan, Kalimantan Utara bisa mencapai Rp 100 ribu per liter pada musim hujan ketika jalur distribusi terganggu.
“Selama (Indonesia) merdeka belum pernah menikmati harga BBM (harga nasional), Rp 20 ribu per liter paling murah dan yang paling murah 60 ribu. Kalau hujan, bisa sampai Rp 100 ribu per liter,” katanya di Kampung Enam, Tarakan, Kalimantan Utara, Jumat (15/2).
Tampak atas Pulau Kalimantan. Foto: Sejati Nugroho/kumparan
Dengan adanya program BBM Satu Harga, kata dia, warga Long Ampung dan sekitarnya sekarang dapat menikmati harga yang sama dengan kota-kota besar, yaitu Premium Rp 6.450 per liter dan Solar Rp 5.150 per liter.
“Warga (awalnya) mendapatkan BBM tersebut dari Melak, Kalimantan Timur,” imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Ia juga bercerita, distribusi BBM ke titik SPBU bukannya tanpa perjuangan. Pasalnya, pengiriman BBM hingga sampai ke masyarakat membutuhkan waktu setidaknya 2 hingga 3 hari dengan medan yang tak selalu mudah.
“Pengangkutan menggunakan Mobil Tangki ke Pelabuhan Melak dari Terminal BBM Samarinda lebih kurang 8 jam perjalanan. Kemudian, dipindahkan ke Landing Craft Tank (LCT) menuju Desa Long Bagun sekitar 4 jam perjalanan,” terangnya.
Lokasi BBM satu harga kabupaten Malinau, kalimatan Utara, Jumat (15/2). Foto: Dok. Istimewa
Tak berhenti di situ, ia mengatakan, pengiriman BBM masih dilanjutkan hingga desa Long Bagun dengan mobil double gardan sebanyak 10 unit yang masing-masingnya membawa BBM sekitar 1000 liter (5 drum).
“Mobil tersebut menuju Desa Long Ampung selama belasan jam,” katanya.
Maka dari itu, adanya BBM Satu Harga itu menurutnya begitu dirasakan manfaatnya oleh masyarakat setempat. Utamanya bagi perekonomian warga yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani.
ADVERTISEMENT
“Ini salah satu kebijakan yang berpihak bagi rakyat,” pungkasnya.
Hingga saat ini, BBM Satu Harga yang sudah beroperasi di berbagai wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Titik BBM Satu Harga terbanyak berada di Papua yaitu sebanyak 28 titik, Kalimantan sebanyak 28 titik, Sumatera sebanyak 24 titik, Nusa Tenggara sebanyak 16 titik, Sulawesi sebanyak 14 titik, Maluku ada 11 titik dan Jawa hingga Bali ada 4 titik.