Efek Plastik Berbayar, Produksi Kantong Kresek Turun 20 Persen

8 Agustus 2019 16:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Kantong Plastik Foto: Dok. Papermart
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kantong Plastik Foto: Dok. Papermart
ADVERTISEMENT
Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik (Inaplas) mencatat adanya penurunan produksi kantong plastik atau kresek sekitar 20 persen dari pelaku industri. Direktur Bidang Olefin dan Aromatik Inaplas, Edi Rivai, mengungkapkan penurunan produksi kantong kresek terjadi sejak beberapa daerah mulai gencar membuat aturan plastik berbayar di awal tahun 2019.
ADVERTISEMENT
"Penurunan kantong kresek (plastik) itu mungkin kira-kira kuartal I 2019 dibandingin tahun lalu sekitar 20 persen. Kan mereka (pemerintah daerah) melarang mulai awal tahun di Bogor, Bali, Banjarmasin," katanya saat jumpa pers di Tamani Resto, Grogol, Jakarta Barat, Kamis (8/8).
Edi melanjutkan, dalam satu tahun kebutuhan kantong plastik mencapai 150.000 ton. Kalau dihitung per bulannya sekitar 12.500 ton.
Ilustrasi kantong plastik. Foto: Pixabay
Meski demikian, Edi tetap yakin secara kumulatif konsumsi plastik akan tumbuh sekitar 5 sampai 6 persen di tahun ini. Edi melihat kondisi ekonomi Indonesia masih cukup baik, sejalan dengan kondisi pertumbuhan konsumsi masyarakat.
"Ya ini kan kita bicara overall ya industri itu tetap tumbuh. Tapi demand untuk khususnya kantong kresek (plastik) ini menurun karena adanya pelarangan-pelarangan tadi kan," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Inaplas (2017), total konsumsi plastik Indonesia secara total adalah 5.76 juta ton per tahun dengan rata-rata konsumsi per kapita sebesar 19.8 kg per kapita. Angka konsumsi suatu negara berbanding lurus dengan tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara.