Ekonom Ragu BI Akan Naikkan Suku Bunga Acuan di RDG Tambahan

27 Mei 2018 16:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perry Warjiyo di Mahkamah Agung (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Perry Warjiyo di Mahkamah Agung (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Keputusan Bank Indonesia (BI) mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan tambahan yang akan dilaksanakan pada Rabu 30 Mei mendatang dinilai hanya untuk memberikan kepastian kepada pasar soal penanganan nilai tukar rupiah.
ADVERTISEMENT
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara, mengatakan keputusan penambahan RDG merupakan bentuk respons bank sentral agar gejolak rupiah tak terus berlanjut.
"BI akan menjaga stabilitas rupiah dengan berbagai cara. Fokus stabilisasi nilai tukar ditempuh melalui kelanjutan intervensi cadangan devisa, bauran kebijakan moneter, dan peningkatan koordinasi dengan pemerintah," kata Bhima kepada kumparan, Minggu (27/5).
Namun, Bhima mengaku ragu jika Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo yang resmi dilantik Kamis pekan lalu, akan kembali menaikkan suku bunga dalam RDG tambahan tersebut. Menurut dia, bank sentral masih menunggu hasil rapat FOMC The Fed terkait potensi kenaikan bunga acuan hingga akhir tahun.
"Rapat FOMC Fed sendiri akan berlangsung pada tanggal 12-13 Juni 2018. Kemungkinan BI akan bereaksi dengan menaikkan bunga acuan 25 bps di RDG setelah pengumuman The Fed," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, ekonom Samuel Aset Manajemen (SAM) Lana Soelistianingsih mengatakan jika keputusan BI untuk menambah RDG tambahan bukan menjadi sesuatu yang istimewa. Apalagi kata Lana saat ini kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sudah cukup stabil.
"Isu global juga lebih tenang. Jadi nampaknya enggak usah ada kekhawatiran kalau ada kenaikan suku bunga di RDG mendatang," jelasnya.
Ia menilai langkah RDG tambahan ini hanya sekadar langkah evaluasi yang dilakukan BI paska terpilih Perry sebagai Gubernur BI.
"Ini kan periode pak Perry yang pertama, mungkin Pak Perry ingin jangan sampai terlambat dan hal-hal diluar eksptasi jadi pak Perry melakukan RDG tambahan. Saya kira bunga yang kemarin udah cukup untuk saat itu dan belum perlu ditambah sebelum waktunya," ujarnya.
ADVERTISEMENT