Ekonomi RI Ditargetkan Tumbuh Hingga 5,8% di 2019

18 Mei 2018 11:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rapat pembukaan paripurna DPR RI (Foto: Rian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rapat pembukaan paripurna DPR RI (Foto: Rian/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pemerintah menyampaikan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal 2019. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Pembukaan Rapat Paripurna, DPR RI.
ADVERTISEMENT
Pada tahun depan, pertumbuhan ekonomi ditargetkan meningkat menjadi 5,4-5,8%, lebih tinggi dari target tahun ini yang sebesar 5,4% dalam APBN 2018. Sri Mulyani mengatakan, sasaran pertumbuhan akan diarahkan untuk mendorong pemerataan pertumbuhan di seluruh wilayah Indonesia, wilayah perbatasan, kawasan terluar dan daerah tertinggal.
"Pada tahun 2019 Pemerintah telah menetapkan sasaran pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,4-5,8%. Beberapa daerah yang masih mengandalkan sumber daya alam sebagai sektor unggulan diarahkan untuk mengembangkan perekonomian bernilai tambah, agar tidak rentan terhadap gejolak harga komoditas," ujar Sri Mulyani di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (18/5).
Selain itu, laju inflasi tetap dijaga di level 3,5% plus minus 1%. Untuk menjaga inflasi, ketersediaan pasokan barang khususnya pangan, akan terus diupayakan untuk meningkatkan kapasitas produksi nasional.
Rapat APBN 2018 (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
zoom-in-whitePerbesar
Rapat APBN 2018 (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
"Peran aktif Pemerintah Daerah juga diperiukan untuk menjaga inflasi di masing-masing daerahnya Pemerintah membangun sinergi dan koordinasi dengan Bank Indonesia selaku otoritas moneter untuk mendukung pengendalian inflasi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Adapun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada tahun depan ditargetkan sebesar Rp 13.700-14.000. Angka ini melemah dibandingkan target kurs tahun ini yang sebesar Rp 13.400.
Namun demikian, Sri Mulyani menjelaskan, pergerakan nilai tukar rupiah dalam rentang yang memadai tidak selalu berarti negatif terhadap perekonomian domestik. Depresiasi nilai tukar pada batas tertentu dapat berdampak positif bagi perbaikan daya saing produk ekspor Indonesia, yang pada gilirannya mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Kita harus terus mengupayakan perkembangan industri manufaktur, termasuk pariwisata agar mampu memanfaatkan situasi tersebut," katanya.
Sementara suku bunga SPN 3 bulan tahun 2019 di kisaran 4,6-5,2%, cenderung sama dengan tahun ini yang sebesar 5,2%. Adapun harga minyak mentah Indonesia atau ICP ditargetkan sebesar USD 60-70/barel, lebih tinggi dibandingkan tahun ini yang sebesar USD 48/barel.
ADVERTISEMENT
Asumsi lifting minyak bumi pada tahun 2019 diperkirakan mencapai sekitar 722-805 ribu barel/hari, sementara lifting gas bumi sekitar 1,21-1,30 juta barel setara minyak/hari.
Adapun kerangka ini nantinya akan dibahas di Badan Anggar (Banggar) DPR dan Komisi XI untuk selanjutnya dibahas dan disusun dalam RAPBN 2019.