Ekspor Perikanan RI Kalah dari Vietnam, Ini yang Perlu Diperbaiki

16 September 2019 14:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hasil tangkapan nelayan. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Hasil tangkapan nelayan. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Perum Perindo, Risyanto Suanda mengakui ekspor produk perikanan Indonesia masih kalah dengan Vietnam. Risyanto merasa Vietnam saat ini menjadi rising star di Asia Tenggara khususnya dalam mengekspor produk perikanan ke Amerika Serikat (AS).
ADVERTISEMENT
Risyanto mengaku sudah bertemu dengan para pengusaha termasuk Duta Besar mengenai strategi Vietnam menggenjot ekspor ke AS. Menurutnya orang-orang Vietnam yang berada di AS yang berperan penting.
“Jadi ini kalau kita mau menjustifikasi rupanya di Amerika importir-importir itu banyak Diaspora Vietnam juga. Mungkin mereka zaman dulu civil war bagian dari eksodus ke Amerika. Jadi rupanya importirnya yang bisa ke market mereka itu orang Vietnam juga,” kata Risyanto di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (16/9).
Kondisi tersebut, kata Risyanto, bisa membuat Vietnam memiliki kelebihan dalam penetrasi pasar yang lebih mudah. Meski begitu, ia mengakui pengelolaan perikanan di Vietnam juga bagus.
“Kedua, mereka (Vietnam) mempunyai processing yang excellent, kita harus akui,” ujar Risyanto.
Dirut Perum Perindo Risyanto Suanda Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Untuk mengejar Vietnam, Risyanto mengatakan ada strategi yang disiapkan yaitu memperbanyak tempat atau fasilitas pengelolaan perikanan di Indonesia yang tersertifikasi. Ia merasa dengan banyak yang tersertifikasi otomatis kesempatan mengekspor lebih besar.
ADVERTISEMENT
“Ini sudah on going. Kita sudah punya Natuna, Rembang, sudah punya Brondong Sertifite, Sangihe. Sudah punya 4 sertifikat. Kita dorong tahun ini sertifikat setidaknya 7 sampai 8, minimal B jadi bisa ekspor sampai Jepang, ke Australia. Jadi kita upgrade,” terang Risyanto.
Lebih lanjut, Risyanto menganggap selama ini Indonesia belum terbiasa dengan proses tersebut. Padahal, untuk mengekspor diperlukan juga administrasi yang sesuai.
“Kita dari dulu enggak terbiasa untuk itu, kita biasa nyimpan-menyimpan saja enggak berpikir jual langsung ke ekspor. Ketika mau jual ekspor harus punya (sertifikat) minimal B kalau mau ke Asia,” tutur Risyanto.