news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ekspor Produk Halal Indonesia Masih Kalah dari Malaysia

13 Desember 2018 15:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi produk halal. (Foto: Munady)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi produk halal. (Foto: Munady)
ADVERTISEMENT
Produk halal Indonesia yang berhasil diekspor ke negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) hingga saat ini baru 10,7 persen dari total yang diproduksi. Angka ini masih lebih rendah dibandingkan negara lain yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), pangsa ekspor produk halal Indonesia tersebut masih di bawah Malaysia yang sebesar 13,8 persen, Uni Ermirat Arab yang sebesar 13,6 persen, dan Arab Saudi yang sebesar 12 persen.
Namun demikian, pangsa ekspor produk halal Indonesia berada di atas Turki yang sebesar 10,5 persen, Qatar sebesar 4,6 persen, dan Iran yang sebesar 3,4 persen.
"Pangsa ekspor produk halal baru 10,7 persen, ini masih di bawah Malaysia yang 13,8 persen," ujar Staf Ahli Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Amalia Adininggar di Festival Ekonomi Syariah Indonesia (ISEF) 2018 di Surabaya, Kamis (13/12).
Amalia menuturkan, pangsa ekspor produk halal Indonesia semestinya bisa lebih tinggi. Untuk itu, Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) ingin meningkatkan penetrasi ekspor produk halal ke rantai nilai halal (halal value chain) pasar global.
Podjok Halal (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Podjok Halal (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
"Potensi pertumbuhan untuk setiap tahun masih kami hitung, karena sekarang demand produk halal kan semakin bertambah. Produknya yang paling banyak, seperti makanan," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Salah satu gagasan untuk mempercepat pengembangan ekonomi syariah yakni dengan memberdayakan kemandirian ekonomi yang telah dibangun oleh warga pesantren. Amalia bilang, produk halal yang potensial untuk meningkatkan nilai ekspor produk halal antara lain makanan dan minuman, wisata halal, dan fesyen.
Sementara itu, Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan, sektor ekonomi dan keuangan syariah akan memperkuat struktur ekonomi domestik dan pasar keuangan. Berkaca dari krisis keuangan yang pernah dialami Indonesia seperti di 1998, kata Dody, terbukti bahwa fundamental ekonomi dan keuangan syariah kuat. Hal itu menunjukkan ekonomi dan keuangan syariah dapat menjadi solusi untuk memperkuat ketahanan ekonomi.
"Meskipun menghadapi krisis keuangan, fundamental industri keuangan syariah tetap kuat. Lebih dari USD 1,7 triliun dana berada di bawah manajemen yang baik, 20 persennya merupakan dana dalam jumlah besar, lebih dari USD 2.713 miliar terletak di negara-negara dengan mayoritas beragama Islam," tambahnya.
ADVERTISEMENT