Ekspor Tanaman Hias dan Bunga RI Tembus Rp 290 M di 2017

19 Juli 2018 19:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lahan budidaya bunga anggrek di Kota Batu. (Foto: Dok. Dedek Setia Santoso)
zoom-in-whitePerbesar
Lahan budidaya bunga anggrek di Kota Batu. (Foto: Dok. Dedek Setia Santoso)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Industri florikultura atau budi daya tanaman hias dan bunga, mempunyai segudang potensi bagi perekonomian Indonesia. Meski jarang terdengar, ternyata nilai ekspor florikultura di tahun 2017 mencapai USD 20 juta atau sekitar Rp 290 miliar (kurs Rp 14.500).
ADVERTISEMENT
Humas Asosiasi Bunga Indonesia (Asbindo) Damayani Asbini mengungkapkan Indonesia merupakan negara kedua di dunia yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar, setelah Brasil. Sehingga banyak sekali jenis tanaman hias maupun bunga asal Indonesia yang disukai di pasar global.
"KIta punya daya saing yang tinggi dengan negara lain, bunga-bunga dan tanaman hias kita itu sangat disukai pasar global, apalagi bunga anggrek," katanya saat ditemui di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (19/7).
Lahan budidaya bunga anggrek di Kota Batu. (Foto: Dok. Dedek Setia Santoso)
zoom-in-whitePerbesar
Lahan budidaya bunga anggrek di Kota Batu. (Foto: Dok. Dedek Setia Santoso)
Bendahara dan Bidang Keorganisasian Asbindo Atika Setyawati menambahkan peluang bisnis florikultura Indonesia untuk berkembang sangat terbuka lebar. Iklim tropis yang dimiliki Indonesia sangat menguntungkan petani karena mereka bisa menanam sepanjang tahun. Potensi pasar dalam negeri juga cukup besar.
ADVERTISEMENT
"Biaya produksi Bunga Celosia misalnya itu memakan biaya sebesar Rp 3 ribu per tanaman. Setelah panen, satu tanaman itu biasanya dijual dengan harga Rp 15 ribu. Dalam seperempat hektare itu ada sebanyak 4 ribu tanaman. Keuntungan yang diperoleh petani itu kan sekitar Rp 48 juta bersihnya," katanya
Atika mengungkapkan sejauh ini masih banyak petani yang belum mengetahui besarnya potensi bisnis florikultura. Diperlukan edukasi dan sosialisasi agar mereka paham bisnis florikultura bisa adalah bisnis yang menjanjikan.
"Banyak petani kita menganggap kalau memanen bunga itu enggak menguntungkan, padahal salah," tegasnya.