Eksportir: Ongkos Kargo Udara Gorontalo-Jakarta Naik 150 Persen

14 Februari 2019 12:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tarif kargo udara yang naik tinggi. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Tarif kargo udara yang naik tinggi. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Kenaikan tinggi tarif kargo udara (Surat Muatan Udara/SMU) dikeluhkan pengusaha. Salah satunya dialami langsung oleh Direktur CV Jaya Seafood, Muhammad Yusuf, yang mengelola bisnis ekspor ikan di Gorontalo.
ADVERTISEMENT
Yusuf sering mengirim ikan khususnya produk tuna loin dari Gorontalo ke Jakarta untuk selanjutnya diekspor ke berbagai negara. Dia pun cukup kaget melihat surat tagihan kargo udara dari Gorontalo ke Jakarta yang dia harus bayar naik 150 persen.
"Tahun lalu masih Rp 13 ribu per kg untuk Gorontalo ke Jakarta. Sejak Januari 2019 menjadi Rp 33 ribu per kg," ungkap dia kepada kumparan, Kamis (14/2).
Tidak hanya dari Gorontalo ke Jakarta, kenaikan tarif kargo udara juga berlaku untuk seluruh rute penerbangan domestik. Misalnya Makassar ke Jakarta sebelumnya Rp 7 ribu per kg menjadi Rp 19 ribu per kg, Banda Aceh ke Jakarta sebelumnya Rp 7 ribu per kg menjadi Rp 16 ribu per kg.
Ilustrasi kargo. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
"Tarif kargo yang dinaikkan semua rute penerbangan dan semua daerah. Hanya maskapai dalam negeri saja yang menaikkan tarif kargo sedangkan maskapai luar tidak menaikkan tarif kargonya," imbuhnya.
Dengan ongkos kargo yang mahal, dia bilang banyak eksportir tuna yang menghentikan kegiatannya. Dia pun minta pemerintah mengambil tindakan secepatnya agar tidak terjadi multiplier effect dari adanya kenaikan tarif kargo.
"Besar harapan kami semoga segera ada kepedulian pemerintah terhadap pengusaha kecil agar bisa melanjutkan kembali usaha dalam rangka mendukung program pemerintah untuk meningkatkan ekspor hasil perikanan. Nelayan juga berimbas karena hasil tangkapan mereka berkurang juga daya serapnya jika kami terkendala pengiriman. Negara juga dapat imbasnya berkurang devisa hasil ekspor," jelasnya.
Dihubungi terpisah, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sudah mendengar keluhan dari beberapa eksportir ikan soal kenaikan tarif kargo udara. Dia pun sudah meminta Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Rifky Effendi Hardijanto untuk menyelesaikan masalah ini.
ADVERTISEMENT
"Saya sudah minta ke dirjen saya," singkat kata Susi.
Petugas Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Padang memeriksa ikan tuna yang baru dibongkar dari kapal, di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus, Padang, Sumatera Barat, Senin (23/7). Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Untuk menyelesaikan masalah ini, KKP sudah menyiapkan sejumlah strategi. Jangka pendek, pihaknya mengaku akan melakukan pembedahan struktur biaya, konsolidasi muatan ikan, hingga inisiasi kerja sama untuk menjamin keteraturan volume dan pengiriman. Sementara itu jangka menengah akan dilakukan dengan mendorong ekspor langsung dari Kawasan Timur Indonesia melalui hub Makassar sambil mengurangi double handling.
Adapun untuk strategi jangka panjang pihaknya berencana menambah armada dan memperbaiki sarana distribusi ikan via udara, membuat hub dan spoke logistik untuk hasil perikanan.
Ketiga solusi ini dicetuskan dalam rapat koordinasi dengan para pemangku kepentingan termasuk Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Koordinator Maritim, Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, Garuda Indonesia, Citilink, Sriwijaya, Angkasa Pura I dan pelaku usaha perikanan pada 6 Februari 2019 di Kantor KKP.
ADVERTISEMENT