Enggar: Tidak Ada Alasan Harga Bahan Pokok Naik

14 Mei 2018 20:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendag Enggartiasto Lukita saat kunjungan di Bali (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mendag Enggartiasto Lukita saat kunjungan di Bali (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memastikan persediaan berbagai bahan pokok menjelang Ramadhan tahun ini mencukupi. Atas dasar itu, Enggar menegaskan tak ada alasan bagi pedagang untuk menaikkan harga jual kepada konsumen.
ADVERTISEMENT
"Bisa saya bilang, semua bahan pokok stoknya cukup. Beras panen dalam negeri dan eks impor sudah masuk. Bawang putih juga aman, malah sebenarnya bisa ekspor," kata Enggar dalam pertemuan dengan pimpinan media massa di Kantor Kemendag, Senin (14/5).
Dia menjelaskan, total stok beras nasional saat ini mencapai 2,4 juta ton, terdiri dari stok Bulog 1,26 juta ton dan stok beras medium serta eks impor sebanyak 1,15 juta ton. Sedangkan stok beras komersial (premium) mencapai 106.786 ton.
Menurut Enggar, cukupnya stok beras nasional sudah berdampak ke pasar. Saat ini, kata dia, harga jual beras baik yang jenis medium dan premium sudah di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET).
Gudang beras di Pasar Induk Cipinang (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak)
zoom-in-whitePerbesar
Gudang beras di Pasar Induk Cipinang (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak)
Sedangkan untuk bawang merah dan cabai merah, ada keragaman harga tergantung pada wilayah. "Kalau di daerah-daerah yang dekat dengan sentra produksi, harganya lebih murah. Kalau yang jauh, sedikit lebih mahal karena ongkos distribusi. Tapi sudah di bawah HET," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Namun, Enggar mengakui jika harga daging dan telur ayam masih mahal, harganya rata-rata masih di atas HET. Tapi menurut dia, hal itu bukan karena kekurangan stok.
"Hari Rabu (16/5) saya akan panggil asosiasi. Saya akan minta integrated farm untuk membanjiri pasar dengan ayam dan telur. Walaupun yang saya sedih, itu akan memukul peternak kecil karena harga jadi murah," ujar Enggar.
Untuk memastikan pengendalian harga terjaga, Enggar menjelaskan, telah meminta setiap pejabat Eselon I Kemendag memantau pasar di setiap provinsi. Sedangkan setiap pejabat Eselon II bertanggung jawab memantau pasar di kabupaten/kota.
"Pokoknya jangan sampai ada kenaikan harga yang saya tahu, dan mereka enggak tahu," katanya.