Eropa-RI Sepakat Konferensi Kelautan di Bali Tak Sekadar Omong-omong

7 Juni 2018 9:55 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ikan Tuna. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ikan Tuna. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Indonesia akan menjadi tuan rumah Our Ocean Conference (OOC) ke-5. Konferensi kelautan yang menjadi salah satu forum internasional penting, yang akan digelar di Bali pada 29-30 Oktober nanti, dipastikan tidak hanya sekadar forum bicara dan omong-omong saja. Lebih dari itu, forum tersebut akan menitikberatkan pada implementasi dalam menjaga laut dunia.
ADVERTISEMENT
Tekad ini sudah menjadi kesepakatan antara Uni Eropa dan pemerintah Indonesia, dalam pertemuan bilateral antara Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti dengan Komisioner Uni Eropa untuk Lingkungan, Kelautan dan Perikanan Karmenu Vella, Selasa (5/6) di ruang Indonesia, Markas Pusat FAO (Food and Agriculture Organization), Roma.
Dalam pertemuan bilateral itu, Susi didampingi Dubes RI untuk Roma Esti Andayani, Sekjen Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Nilanto Perbowo, Koordinator Staf Khusus Satgas 115 Mas Achmad Santosa, dan Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Suseno Sukoyono. Sedangkan Karmenu didampingi sejumlah pejabat Uni Eropa.
Susi menjelaskan bahwa pertemuan dengan Karmenu salah satunya membahas persiapan OOC. “Kita ingin OOC menjadi konferensi yang punya nilai, tidak hanya omong-omong, bilang komit-komit, tapi tidak ada delivery,” kata Susi seusai pertemuan selama sekitar 30 menit.
ADVERTISEMENT
“Jadi nanti kita akan rilis negara mana yang sudah melakukan commitment for delivery, tidak hanya bicara saja. Kita akan follow up dan tracking komitmen yang selama ini telah diikrarkan sebelum maupun setiap terjadi konferensi,” imbuh Susi.
Dubes RI Esti Andayani, Susi dan Karmenu. (Foto:  Arifin Asydhad/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dubes RI Esti Andayani, Susi dan Karmenu. (Foto: Arifin Asydhad/kumparan)
Susi mengharapkan dalam konferensi nanti, negara-negara menjalankan komitmen yang kuat demi pembangunan industri kelautan yang sustainable. Salah satu upayanya, antara lain dengan benar-benar memberantas Illegal, Unreported and Unregulated Fishing (IUUF).
Sementara itu, Karmenu Vella juga menyampaikan hal paling penting saat bertemu Susi adalah membahas persiapan OCC di Bali. “Ini sangat penting sebagai kelanjutan konferensi di Malta. Kita akan bekerjasama dalam hal logistik maupun fokus pada substansi,” kata Karmenu.
Sebagaimana Susi, Karmenu menyampaikan bahwa OCC ke-5 tidak hanya menjadi ajang memperbarui komitmen, tapi juga forum untuk tracking komitmen, mana negara yang sudah menjalankan komitmennya dan mana negara yang belum. “Kami harapkan nanti tidak hanya diskusi-diskusi, tapi lebih dari itu yaitu komitmen dan menjalankannya. Kredibilitas konferensi ini nanti tergantung dari pelaksanaan komitmen. Ini sangat penting,” kata Karmenu.
ADVERTISEMENT
Menurut Karmenu, salah satu yang akan dibahas dalam OCC ke-5 di Bali adalah mengenai blue economy (ekonomi biru), yang merupakan kelanjutan hasil dari OCC ke-4 di Malta. Diharapkan dalam OCC ke-5, negara-negara yang sudah berkomitmen dalam membangun laut yang sehat (health ocean) bisa merealisasikan tekadnya. Visi yang sudah disepakati adalah sustainable blue economy (ekonomi biru yang berkelanjutan).
Susi bersama delegasi Indonesia. (Foto:  Arifin Asydhad/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Susi bersama delegasi Indonesia. (Foto: Arifin Asydhad/kumparan)
Yang dimaksud ekonomi biru adalah laut yang sehat akan memberikan kontribusi besar dalam ekonomi dunia. Diperkirakan output dari ekonomi laut dunia diperkirakan sekitar 1,3 Triliun Euro dan diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2030. Ini berarti bahwa ekonomi biru dapat menjadi pendorong penting kemakmuran dan penciptaan lapangan kerja, tidak terkecuali di negara-negara berkembang dan berpenghasilan menengah di mana sektor tersebut telah mewakili bagian penting dari ekonomi secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Masih banyak potensi besar yang belum dimanfaatkan, selain menangkap ikan dan produk lainnya dengan ramah lingkungan. Bidang-bidang seperti akuakultur, energi terbarukan lepas pantai, bioteknologi biru, wisata pantai dan sumber daya mineral laut memegang peluang besar untuk mendorong peningkatan ekonomi biru dan mempromosikan pembangunan inklusif dengan menciptakan peluang kerja baru.
Karmenu memastikan dirinya akan hadir di OCC di Bali. Dia juga akan menggerakkan para pimpinan negara yang tergabung dalam Uni Eropa untuk hadir di Bali. “Kita harus bersama-sama menyukseskan OCC di Bali nanti,” pinta dia.
Sebelum akan digelar di Bali, OCC telah digelar empat kali. Tahun 2014 OCC ke-1 digelar di Washington DC. Tahun 2015 digelar di Chile. Tahun 2016 digelar di Amerika. Dan tahun 2017 lalu, OCC digelar di Malta.
Susi dan Karmenu Vella. (Foto:  Arifin Asydhad/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Susi dan Karmenu Vella. (Foto: Arifin Asydhad/kumparan)
Ketua panitia OCC ke-5 adalah Susi Pudjiastuti dengan wakil ketua Menlu Retno Marsudi. Penetapan panitia ini sudah ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden (Kepres). Konferensi akan digelar di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC).
ADVERTISEMENT
Nilanto Perbowo, sekjen Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang juga sebagai ketua pelaksana OCC ke-5, memperkirakan 1.500 orang akan hadir dalam konferensi ini. Selain itu, diperkirakan akan hadir sekitar 20-30 kepala pemerintahan atau kepala negara di dunia, seperti negara-negara di Pasifik, Afrika, Eropa, dan Asia.