ESDM: Wajar Produksi Gas Blok Mahakam Turun, Pertamina Baru Masuk

9 Juli 2018 15:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sejak 1 Januari 2018 lalu PT Pertamina (Persero) resmi mengelola Blok Mahakam. Sebelumnya, ladang gas ini dikelola selama 50 tahun oleh perusahaan migas raksasa asal Prancis, Total E&P Indonesie.
ADVERTISEMENT
Hingga 31 Mei 2018, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) mencatat produksi di Blok Mahakam sekitar 932,7 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Angka ini turun 31% jika dibandingkan dengan produksi gas Blok Mahakam pada 2017 yang sebesar sebesar 1.360 MMSCFD saat masih dipegang Total.
Sedangkan produksi minyak Blok Mahakam per 31 Mei 2018 adalah 44.638 Barrel Oil Per Day (BOPD) atau turun 14,1% dibanding produksi di 2017 yang mencapai 52.000 BOPD.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, turunnya produksi gas di Blok Mahakam adalah sesuatu yang wajar. Katanya, PT Pertamina sebagai pengelola baru butuh waktu untuk menaikkan produksi.
ADVERTISEMENT
“Kan memang di curve itu kan normal. Pertamina kan baru masuk, Total kan (di tahun terakhirnya) mengurangi ngebor. Lama-lama kan enggak (turun). Pertamina kan baru ngebor kan, turun dulu pasti,” kata Djoko saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (9/7).
Djoko menilai, capaian Pertamina selama 5 bulan di Blok Mahakam terbilang bagus meski produksi merosot. Menurutnya angka itu masih lebih tinggi dibanding prediksi Total yang menyatakan bahwa gas di Blok Mahakam akan habis dalam 5 tahun.
“900 MMFSCD sudah banyak lah. Itu kan lebih tinggi dari prediksi Total. Total kan prediksi lima tahun habis,” lanjutnya.
Sebelumnya diberitakan, Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengakui bahwa sulit untuk menahan produksi di Blok Mahakam. Selain sudah tua, Blok Mahakam tergolong kompleks. Menurut Alam, produksi Blok Mahakam pasti turun jika tak ada penemuan cadangan baru.
ADVERTISEMENT
"Mahakam ini memang blok sudah 50 tahun, reservoir-nya banyak dan kecil-kecil. Kuncinya harus telaten. Memang saat tidak ada temuan baru, pasti produksinya decline, itu keniscayaan. Itu natural. Tantangannya bagaimana mencari titik-titik untuk kita produksikan lebih baik," kata Alam.
Saat ini Pertamina masih seorang diri mengelola lapangan di Blok Mahakam. Beberapa perusahaan dikabarkan berminat menjadi partner Pertamina, di antaranya BUMN perminyakan Jepang, Inpex Corporation. Selain itu, ada 4 perusahaan lain yang juga berminat untuk ikut mengelola blok tersebut.