Euro Tertekan, Rupiah Berpeluang Menguat

31 Oktober 2018 9:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pergerakan dolar. (Foto: Youtube/Kurzgesagt – In a Nutshell)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pergerakan dolar. (Foto: Youtube/Kurzgesagt – In a Nutshell)
ADVERTISEMENT
Dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan terhadap rupiah. Mata uang Paman Sam tersebut dibuka di level Rp 15.212.
ADVERTISEMENT
Mengutip data perdagangan Reuters, Rabu (31/10), di pasar valuta asing, dolar AS kemudian melesat pagi ini ke Rp 15.222. Posisi dolar AS kemudian sempat melemah ke 15.212. Setelah itu, dolar AS bergerak fluktuatif dan kini posisinya ada di Rp 15.209.
Secara year to date (ytd), nilai dolar AS masih menguat terhadap rupiah sebesar 12 persen.
Pengamat Pasar Modal Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI), Reza Priyambada, mengatakan pergerakan rupiah kembali melemah namun masih dalam tren sidewaysnya seperti yang diperkirakan sebelumnya. Melemahnya laju euro seiring dengan keputusan PM Jerman, Angela Merkel, yang tidak ingin kembali mencalonkan menjadi PM Jerman membuat pelaku pasar bersikap negatif. Merkel yang dianggap sebagai salah seorang berpengaruh di Uni Eropa terutama dalam pembentukan Zona Euro memutuskan hal tersebut sehingga membuat pelaku pasar mengkhawatirkan akan masa depan Eurozone sehingga menekan euro pada perdagangan valas global.
Ilustrasi uang Dolar Amerika Serikat dan rupiah. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi uang Dolar Amerika Serikat dan rupiah. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Dengan pelemahan tersebut berimbas pada menguatnya laju dolar AS. Di sisi lain, penguatan dolar AS juga dipicu oleh kekhawatiran akan kian parahnya perang dagang setelah diindikasi AS akan kembali mengenakan tarif impor terhadap sejumlah barang impor dari China.
ADVERTISEMENT
Prediksi (31/10): Diperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.231-Rp 15.218. Meski diperkirakan pergerakan sideways masih dapat berpeluang kembali terjadi namun pergerakan rupiah diperkirakan juga dapat mengalami pelemahan dalam pergerakan intradaynya seiring kembali terapresiasinya dolar AS.
Adanya sejumlah sentimen yang membuat dolar AS meningkat tentunya berimbas negatif pada rupiah. Apalagi sentimen dari dalam negeri dianggap belum ada yang dapat mengangkat rupiah secara signifikan. Tetap mencermati dan mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuat rupiah kembali melemah.