Evaluasi 4 Tahun Ekonomi Maritim Jokowi-JK

21 Oktober 2018 18:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal Perintis Tol Laut melakukan bongkar muatan. (Foto: ANTARA FOTO/Budi Candra Setya)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal Perintis Tol Laut melakukan bongkar muatan. (Foto: ANTARA FOTO/Budi Candra Setya)
ADVERTISEMENT
Pada masa kampanye 2014 lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengusulkan konsep ekonomi berasis kemaritiman. Salah satu yang digagas adalah Tol Laut, atau angkutan kapal laut berjadwal dan betujuan menurunkan ongkos logistik nasional. Ada juga program perang terhadap pencurian ikan (illegal fishing) dan program peningkatan kesejahteraan nelayan.
ADVERTISEMENT
Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika dalam laporan evaluasi dan pencapaian kinerja ekonomi Jokowi-JK selama 4 tahun, menjelaskan pemerintah telah melakukan peningkatan kesejahteraan nelayan melalui penyiapan sumber daya manusia nelayan berbasis implementasi kurikulum literasi kelautan di 12 Provinsi di Indonesia. Pemerintah juga mendirikan Bank Mikro Nelayan yang berbentuk Badan Layanan Umum (BLU) untuk mengembangkan aspek kewirausahaan nelayan.
"Pembiayaan mikro ini menetapkan bunga sebesar 3 persen per tahun dengan penerima manfaat sebanyak 9.353 nelayan yang tersebar di 107 kabupaten," ungkap Erani dalam keterangan tertulisnya, Minggu (21/10).
Selain itu, pemerintah telah membagikan 22.554 unit konverter kit BBM ke LPG yang digunakan untuk mempermudah akses nelayan dalam mendapatkan bahan bakar serta menurunkan biaya melaut sekitar Rp 30.000 - Rp 50.000 per hari.
Menteri Susi tenggelamkan 10 kapal pencuri (Foto: KKP)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Susi tenggelamkan 10 kapal pencuri (Foto: KKP)
ADVERTISEMENT
Untuk pembangunan infrastruktur konektivitas laut, manfaat tol laut terus diperbesar dengan menambah pembangunan pelabuhan, memperluas tol laut termasuk trayek perintis, angkutan ternak dan pelayaran rakyat.
"Pada 2018 telah ada 18 Trayek Tol Laut, 113 Trayek Kapal Perintis, dan 6 Trayek Kapal Ternak," sebutnya.
Akibat makin tegasnya penindakan terhadap praktik illegal fisihing dan intensifnya pengembangan perikanan, jumlah produksi ikan pada 2017 sebesar 23,26 juta ton (6,04 juta ton ikan tangkap dan 17,22 juta ton ikan budidaya), meningkat dibandingkan 2015 yang sebesar 20,84 juta ton.
Untuk memacu produktivitas ini, Pemerintah juga telah membangun Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di pulau-pulau terdepan, total berjumlah 12 SKPT yang berada di Sabang, Natuna, Sebatik, Talaud, Morotai, Biak, Mimika, Mentawai, Sumba timur, Rote Ndao, Saumlaki dan Merauke.
ADVERTISEMENT