FAO Bantu 70 Ribu Petani dan Nelayan Korban Bencana Sulteng

6 November 2018 8:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi Kota Palu, Sulawesi Tengah dari udara. (Foto: Raga/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Kota Palu, Sulawesi Tengah dari udara. (Foto: Raga/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) menyatakan akan membantu petani dan nelayan yang menjadi korban bencana di Sulawesi Tengah beberapa waktu lalu. Melalui program pemulihan untuk membantu lebih dari 70 ribu petani dan nelayan Indonesia, FAO akan membantu mereka agar bisa kembali menanam bahan pangan dan melaut.
ADVERTISEMENT
"Ini dilakukan setelah serangkaian bencana yang menghancurkan Sulawesi Tengah pada bulan lalu," kata Perwakilan FAO di Indonesia Stephen Rudgard dalam keterangan tertulis, Selasa (6/11).
Gempa di Sulawesi Tengah terhitung sebagai gempa paling mematikan di Indonesia sepanjang lebih dari satu dekade. Tsunami dan likuifaksi yang menyusul setelah gempa juga telah menghancurkan banyak rumah dan lahan pertanian. Korban jiwa berjatuhan dan ribuan orang menjadi pengungsi karena kehilangan tempat tinggal.
Selama tiga bulan ke depan, FAO membantu 50 ribu petani dengan benih sayuran, pupuk dan alat-alat tangan kecil, seperti sekop dan cangkul. Sebanyak 20 ribu nelayan juga akan menerima peralatan untuk menangkap ikan. FAO menargetkan keluarga petani dan nelayan di daerah yang paling terpukul oleh bencana, seperti Donggala, Sigi, Palu dan Parigi Moutong di Provinsi Sulawesi Tengah.
ADVERTISEMENT
"Kami juga telah menyiapkan skema bantuan tunai untuk mendukung 4.000 ibu hamil dan ibu dengan anak di bawah lima tahun. Hal tersebut agar memungkinkan mereka mengakses makanan bergizi," tambahnya lagi.
Stephen Rudgard menambahkan, keluarga di Sulawesi Tengah sangat bergantung pada kegiatan pertanian dan perikanan. Bagi banyak mayoritas penduduk, ini adalah satu-satunya sumber makanan dan pendapatan mereka. Dengan bencana ini mereka kehilangan mata pencaharian.
“Kami tahu bahwa banyak orang di Indonesia telah mengalami ini sebelumnya dan cukup tangguh untuk kembali bangkit. Namun, penting bahwa FAO hadir, dalam mendukung upaya pemerintah untuk membantu masyarakat Sulawesi Tengah agar segera bangkit. Melalui program bantuan ini masyarakat Indonesia dapat memulihkan produksi makanan mereka secepat mungkin dan menghindari lebih banyak kelaparan dan penderitaan di masa depan," kata Rugard.
Suasana nelayan di TPI, Labuan Bajo, Donggala. (Foto: Moh Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana nelayan di TPI, Labuan Bajo, Donggala. (Foto: Moh Fajri/kumparan)
Sektor pertanian dan perikanan telah mengalami kerusakan parah. FAO memperkirakan tingkat kerusakan yang sebenarnya lebih tinggi dari yang terdata. Hingga saat ini, diperkirakan hampir 10 ribu hektare lahan pertanian telah rusak, dengan padi dan tanaman jagung yang paling terkena pengaruh.
ADVERTISEMENT
Hilangnya produksi sayuran juga diperkirakan sangat tinggi. Di Kabupaten Sigi, kerusakan pada sistem irigasi utama telah memutus pasokan air ke lebih dari 8.000 hektare lahan pertanian dan kawasan budidaya pertanian.
Terdapat risiko tinggi untuk gagal panen lebih lanjut karena berkurangnya tenaga kerja pertanian, hilangnya persediaan pertanian yang disimpan dan terbatasnya akses ke benih, pupuk, peralatan dan irigasi. Beberapa fasilitas perikanan dan akuakultur, termasuk pembenihan ikan, tempat pendaratan, kapal dan peralatan memancing juga telah rusak parah.