Fokus Kementan di 2019: Tingkatkan Kesejahteraan Petani

4 Desember 2018 18:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kementerian Pertanian RI yang menjadi lokasi sidang Ahok (Foto: Ochi Amanaturrosyidah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kementerian Pertanian RI yang menjadi lokasi sidang Ahok (Foto: Ochi Amanaturrosyidah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Di tahun depan, Kementerian Pertanian akan fokus pada peningkatan standar produksi ketimbang jumlah produksi. Hal ini diyakini bisa meningkatkan harga dan menambah keuntungan bagi petani.
ADVERTISEMENT
Staf Ahli Bidang Investasi Pertanian Hari Priyono mengatakan, jika ingin meningkatkan kesejahteraan petani, maka sistem pengelolaan harus mengarah pada standar dan pengelolaan yang sehat. Misalnya dengan melarang budi daya ayam dengan hormon.
"Yang paling penting bicara standar. Kondisi saat ini petani masih jauh dari standar. Jaminan petani tidak ada, ada modal maka pupuk sesuai standar, kalau enggak ada yah enggak sesuai standar. Akan sulit perusahaan pakan serap jagung kalau seperti ini," katanya saat ditemui di Gedung PIA Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (4/12).
Kepala Biro Perencanaan Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono menambahkan, pihaknya berupaya meningkatkan kualitas produksi pertanian melalui beberapa instrumen. Salah satunya dengan membagikan bantuan peralatan dan mesin pertanian (alsintan) seperti pompa, traktor, dan Rice Milling Unit (RMU).
Petani memanen cabai merah di Desa Kertagenah Tengah, Jawa Timur. (Foto: ANTARA FOTO/Saiful Bahri)
zoom-in-whitePerbesar
Petani memanen cabai merah di Desa Kertagenah Tengah, Jawa Timur. (Foto: ANTARA FOTO/Saiful Bahri)
"Instrumen-instrumen hilirisasi itu yang akan jadi kebijakan kita. Salah satunya untuk beras kita tingkatkan, di tahun ini saja ada 1.000 dryer yang sudah diberikan. Kita kombinasikan dryer ini dengan RMU dan diberikan ke gabungan kelompok tani (Gapoktan)," katanya.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, Kasdi berharap pendapatan petani jadi meningkat. Sebab, dia mengatakan, setiap kali petani yang datang padanya justru bukan meminta benih atau pupuk gratis, tapi meminta harga jual yang lebih tinggi.
"Karena itu, kita akan fokus sekali untuk meningkatkan pendapatan petani dengan memperbaiki kualitas produksi pertanian," tambahnya.
Berdasarkan data Kementan, Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) di tahun 2017 sebesar 110,24. Di tahun 2018, angka ini meningkat menjadi 111,77. Kementan sendiri menargetkan mampu mencapai NTUP di tahun 2019 sebesar 112,93.