Foto: BBM Satu Harga di Tapal Batas Indonesia

26 Juli 2019 10:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat pengangkut BBM atau kapal air tractor bersiap mendarat di Bandara Yuvai Semaring, Desa Long Bawan. Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat pengangkut BBM atau kapal air tractor bersiap mendarat di Bandara Yuvai Semaring, Desa Long Bawan. Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
ADVERTISEMENT
Hamparan hutan dan perbukitan perawan yang mengelilingi kawasan Krayan menjadi pemandangan menawan dalam perjalanan menuju Bandara Yuvai Semaring, Desa Long Bawan, Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
ADVERTISEMENT
Tidak terlihat akses jalan menuju satu desa ke desa lainnya, hanya hutan belantara dan sungai-sungai besar yang terlihat di dalam kawasan Taman Nasional Krayan Mentarang. Krayan merupakan Kecamatan yang berbatasan langsung dengan Serawak, Malaysia.
Foto udara pekerja agen penyalur minyak solar (APMS) melintasi hutan belantara saat distribusi BBM. Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Pekerja agen penyalur minyak solar (APMS) memindahkan BBM jenis premium dari kapal air tractor ke dalam drum penyimpanan. Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Bayangan sejumlah pekerja agen penyalur minyak solar (APMS) mempersiapkan tangki sebelum dipindahkan. Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Bertetangga dengan Serawak, membuat masyarakat Krayan bergantung kebutuhan pangan terutama kebutuhan akan Bahan Bakar Minyak (BBM). Ketergantungan yang sudah menahun ini mulai dipangkas oleh Pemerintah setelah Pertamina mendatangkan BBM satu harga dengan pesawat air tractor Pelita Air Service.
Dalam sehari, pesawat air tractor bisa membawa empat ton bahan bakar minyak untuk kebutuhan masyarakat di perbatasan. Menurut pengelola agen premium dan minyak solar (APMS) Krayan Jos Leber mengatakan, kebutuhan bahan bakar minyak masyarakat sangat tinggi untuk digunakan sebagai alat transportasi, pertanian dan penerangan.
Mobil pekerja agen penyalur minyak solar (APMS) membawa dua ton BBM jenis premium di pedalaman, Lingkar Krayan Selatan. Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Suasana perkampungan di Krayan Selatan, Kabupaten Nunukan. Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Bagi pemenuhan kebutuhan BBM di wilayah pedalaman seperti di Krayan Selatan dan Krayan Tengah, sejumlah pekerja dari agen premium dan minyak solar melakukan distribusi bahan bakar minyak dengan kendaraan offroad yang menghabiskan waktu 4-5 jam perjalanan, akses jalan, tanah berlumpur dan hutan belantara membuat distribusi menghabiskan waktu yang sangat panjang.
ADVERTISEMENT
Menurut petani Krayan Selatan Pangeran Dukung, semenjak BBM satu harga datang ke desa yang terisolir, mereka tidak perlu lagi menggunakan BBM negara tetangga yang harganya Rp 30 ribu-Rp 50 ribu per liter, dan dapat menikmati BBM Pertamina pada harga Rp 6.450 per liter.
Mobil pekerja agen penyalur minyak solar (APMS) mengantre bongkar muat BBM. Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Warga menunjukan kartu kendali BBM bersubsidi saat membeli bahan bakar subsidi. Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Warga melakukan pengisian BBM subsidi ke kendaraan di agen penyalur minyak subsidi. Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Pekerja memeriksa dirijen sebelum melakukan pengisian ulang BBM bersubsidi di SPBU Kompak. Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Warga membawa dirijen minyak menuju SPBU Kompak, Krayan Selatan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
BBM yang dibeli masyarakat dari agen premium dan minyak solar di Krayan maupun SPBU Kompak di Krayan Selatan memberikan manfaat untuk aktivitas warga dan masyarakat pun merasakan BBM satu harga yang sama dengan kota lainnya di Indonesia.
BBM Satu harga merupakan program Pemerintah melalui Pertamina yang bertujuan untuk memberikan rasa keadilan energi yang nyata bagi masyarakat di perbatasan seperti di Krayan.
Agen penyalur minyak subsidi menghitung uang. Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Petugas melintas di depan mural di DPPU Pertamina Bandar Udara Internasional Juwata. Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa