Freeport Tetap Pegang Kendali Tambang Papua Meski Lepas 51% Saham

30 Agustus 2017 7:16 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO Freeport-McMoRan Inc, Richard Adkerson. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
CEO Freeport-McMoRan Inc, Richard Adkerson. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Freeport-McMoran Inc. (kode saham Bursa New York: FCX) baru saja mencapai kesepatan final terkait perundingan PT Freeport Indonesia (PTFI) dengan Pemerintah Indonesia mengenai hak-hak operasi jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Melaui keterangan resmi yang dikutip kumparan (kumparan.com), Rabu (30/8), FCX dan Pemerintah Indonesia telah mencapai suatu kesepahaman mengenai kerangka kerja untuk mendukung rencana investasi jangka panjang PTFI di Papua. Kerangka kerja yang membutuhkan dokumentasi definitif serta persetujuan dari dewan direksi dan mitra FCX ini mencakup hal-hal penting sebagai berikut:
1. PTFI akan mengubah bentuk Kontrak Karya menjadi suatu izin khusus (IUPK) yang akan memberikan hak-hak operasi jangka panjang bagi PTFI hingga 2041.
2. Pemerintah akan memberikan jaminan kepastian fiskal dan hukum selama jangka waktu IUPK.
3. PTFI akan berkomitmen membangun suatu smelter baru di Indonesia dalam lima tahun.
4. FCX akan setuju melakukan divestasi kepemilikannya di PTFI berdasarkan harga pasar yang wajar sehingga kepemilikan Indonesia atas saham PTFI akan menjadi 51 persen.
ADVERTISEMENT
Untuk jadwal dan proses divestasi, menurut Freeport sedang dibahas bersama Pemerintah. Meskipun Pemerintah Indonesia artinya akan memiliki lebih dari setengah kepemilikan, divestasi ini akan diatur sehingga FCX akan tetap memegang kendali atas operasi dan tata-kelola PTFI.
Presiden dan Chief Executive Officer FCX, Richard C. Adkerson, mengatakan ia dengan senang hati mengumumkan suatu kesepakatan kerangka kerja guna mendukung operasi dan investasi yang sedang dijalankan di Papua.
"Tercapainya kesepahaman mengenai struktur kesepakatan bersama merupakan hal yang signifikan dan positif bagi seluruh pemangku kepentingan. Pekerjaan penting masih harus dilakukan untuk mendokumentasikan kesepakatan ini, dan kami berkomitmen untuk menyelesaikan dokumentasi tersebut sesegera mungkin di tahun 2017," jelas Adkerson.
FCX merupakan perusahaan pertambangan terkemuka yang berbasis di Phoenix, Arizona. FCX mengoperasikan aset-aset besar serta beragam secara geografis dengan cadangan tembaga, emas, dan molybdenum yang terjamin. FCX merupakan produsen tembaga terbesar di dunia yang diperdagangkan secara publik.
ADVERTISEMENT
Portofolio aset FCX mencakup distrik mineral Grasberg di Indonesia, salah satu endapan tembaga dan emas terbesar di dunia; operasi pertambangan yang signifikan di Amerika, termasuk distrik mineral Morenci berskala besar di Amerika Utara dan operasi Cerro Verde di Amerika Selatan.