GAPKI Targetkan Ekspor Sawit Naik 7 Persen Tahun Ini

1 November 2018 19:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
ADVERTISEMENT
Produksi sawit di Indonesia tengah melimpah. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Supriyono mengungkapkan, meski sejumlah persoalan global masih membayangi industri sawit namun hal tersebut tidak berdampak negatif bagi industri ini.
ADVERTISEMENT
Buktinya, hingga 2018 ini, iklim bisnis industri sawit di Indonesia masih positif. Menurut Joko, per Oktober 2018, ekspor sawit Indonesia mencapai USD 2,1 juta. Angka ini naik 4 persen dibanding nilai ekspor pada periode yang sama tahun lalu. Bahkan hingga akhir tahun, Joko yakin kenaikan angka ekspor bisa mencapai 7 persen.
“Hingga akhir tahun, kami menargetkan aktivitas ekspor mampu meningkat hingga mencapai 7 persen dengan income mencapai USD 2,9 juta,” ungkap Joko saat acara 14th Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2018 di Bali International Convention Center, Kamis (1/11).
Mitsubishi Colt Diesel jadi andalan di perkebunan sawit  (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Mitsubishi Colt Diesel jadi andalan di perkebunan sawit (Foto: Istimewa)
Menurut Joko, untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan industri sawit tahun depan, pemerintah dan industri tengah menyiapkan tiga strategi.
Pertama, dengan mengembangkan iklim yang semakin kompetitif antara pemerintah dan industri dalam produktivitas dan harga kelapa sawit. Hal ini tercermin dari penerapan moratorium sawit.
ADVERTISEMENT
Menurut Joko, dengan moratorium tersebut justru membuat petani lebih fokus untuk meningkatkan produktivitas terutama para petani kecil. Sebab sebanyak 40 persen dari total 14 juta hektare kebun sawit dimiliki petani kecil. Sedangkan perusahaan juga akan membantu dengan adanya program kerja sama.
Kedua, adanya upaya bersama untuk mengembangkan pangsa pasar baru dan fasilitas infrastruktur yang lebih baik. Joko mengatakan, hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mulai mencari pasar non-tradisional. Strategi terakhir yaitu pemasifan kampanye positif terhadap industri kelapa sawit.
“Selain itu pemerintah juga terus mendorong peningkatan daya saing industri kelapa sawit nasional. Upaya ini intens sebab tantangan dari dalam negeri maupun luar negeri itu makin kuat,” tandasnya.
ADVERTISEMENT