news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Garuda Siapkan Pilot Cadangan dari TNI AU jika Aksi Mogok Tetap Lanjut

2 Juni 2018 22:31 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hengki Heriandono di Pacific Place (Foto: Abdul Latif/Kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Hengki Heriandono di Pacific Place (Foto: Abdul Latif/Kumparan)
ADVERTISEMENT
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) telah mempersiapkan pilot cadangan jika nantinya harus menerima keputusan sebagian pilot yang tergabung dalam Asosiasi Pilot Garuda (APG) akan mogok kerja.
ADVERTISEMENT
Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Hengki Heriandono mengatakan, pihak maskapai telah mengantisipasi adanya sebagian pilot dari internal perusahaan untuk tetap siap kapan pun saat dibutuhkan.
"Dalam jangka waktu pendek kita akan optimalkan dari internal kami, jadi misalnya masih mau terbang dan mereka harus jadwal cuti atau libur itu kita minta mereka untuk terbang, jadi kita optimalkan dulu internal kita, berarti masih ada cadangan," ujarnya kepada kumparan, Sabtu (2/6).
Sebelumnya perusahaan penerbangan pelat merah tersebut juga telah bekerja sama dengan TNI Angkatan Udara (TNI AU) melalui penandatanganan kerja sama dalam bidang Sumber Daya Manusia (SDM) pada 22 Mei lalu.
"Kita ada Memorandum of Understanding (MoU) pemanfaatan manusia (SDM), kita bisa memanfaatkan pilot-pilot AU sesuai dengan kebutuhan Garuda, nanti untuk menerbangkan pesawat-pesawat Garuda, khususnya 737 800 NJ (Boeing)," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Konpers Serikat Karyawan Garuda Indonesia. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konpers Serikat Karyawan Garuda Indonesia. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Lebih lanjut Hengki menjelaskan, memang bukan dalam waktu singkat untuk bisa mengoperasikan pesawat Garuda bagi TNI AU. Hengki menjelaskan, pilot-pilot tersebut telah mendapatkan pelatihan dengan waktu kurang lebih 3-4 bulan. Selanjutnya, jika AU tersebut mendapatkan rating (kelayakan) dalam mengoperasikan pesawat Garuda, maka nantinya mereka diizinkan terbang.
"Tentunya hal ini perlu proses training tidak bisa langsung membawa pesawat kita. Training 3 bulan sampai 4 bulan di training kita yang di Kosambi (Tangerang) sampai nanti mendapat rating sesuai dengan pesawat yang dipiloti. Mereka harus mendapatkan rating dulu jadi tidak bisa serta merta, enggak begitu, harus melalui training dan penyesuaian skill dan teknis," jelas Hengki.
Terakhir Hengki menekankan, pihak maskapai masih memiliki stok pilot untuk mengantisipasi mogok kerja dari sebagian pilot Garuda.
ADVERTISEMENT
"Itu (pilot) dari internal dari Garuda Indonesia, kan tadi sudah saya sampaikan bahwa tidak semua pilot APG akan mogok, jadi kalau ada yang terbang mereka cuti, ya kita panggil karena ada kebutuhan terbang," kata dia.
Sebelumnya, Garuda dan TNI AU juga telah melaksanakan beberapa kerja sama, di antaranya pada tahun 2009, Garuda Indonesia dan TNI AU juga telah bekerja sama untuk aspek SDM yang mencakup pengembangan, pelatihan dan pemanfaatan pilot, awak kabin, instruktur, teknisi, serta fasilitas perawatan pesawat.