Gaya Hidup Baru yang Bikin Ritel Tutup: Beli Paket Data dan Kopi

29 Januari 2019 12:14 WIB
Suasana depan Centro Plaza Semanggi yang tutup.  (Foto: Elsa Toruan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana depan Centro Plaza Semanggi yang tutup. (Foto: Elsa Toruan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Masyarakat saat ini lebih baik menghemat belanja baju untuk membeli paket data dan kopi di kafe. Hal ini dikatakan Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef ), Bhima Yudhistira Adhinegara. Ini yang menjadi alasan pengusaha ritel mengeluh tentang pertumbuhan konsumsi yang menurun.
ADVERTISEMENT
“Sebetulnya selama ini pola konsumsi masyarakat yang bergeser menjadi lebih banyak membelanjakan uangnya untuk paket data dan nongkrong di kafe,” katanya saat ditemui di Wisma BNI 46, Jakarta Pusat, Selasa (29/1).
Menurut Bhima, konsumsi pakaian jadi masyarakat Indonesia cenderung menurun bahkan sempat menyentuh titik terendahnya di kuartal III tahun 2017 yang hanya sekitar 2 persen. Berbanding terbalik, konsumsi paket data justru terus meningkat di waktu yang sama mencapai 5,6 persen.
“Orang-orang zaman sekarang lebih memilih untuk menghemat belanja pakaian untuk selfie yang menggunakan paket data dan untuk beli kopi. Coba libat kopi mahal harganya Rp 50 ribu tapi antreannya panjang sekali,” tambahnya.
Suasana depan Centro Plaza Semanggi yang tutup.  (Foto: Elsa Toruan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana depan Centro Plaza Semanggi yang tutup. (Foto: Elsa Toruan/kumparan)
Fenomena ini kebanyakan terjadi di kalangan menengah dan atas. Kebanyakan dari masyarakat kalangan ini lebih mengalihkan sebagian belanja ya ke kebutuhan lain yang sesuai dengan gaya hidup.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, tantangan yang dihadapi sektor ritel saat ini, menurut Bhima tak hanya persaingan dengan dunia online. Tetapi juga gaya hidup baru yang ditimbulkan oleh masyarakat.
“Ini adalah tantangan sektor ritel memang. Belum lagi kebutuhan masyarakat akan liburan saat ini. Jadi tidak hanya online saja, tetapi secara agregat pola konsumsi masyarakat memang bergeser,” tutupnya.
Sebagai catatan, beberapa gerai toko ritel tercatat telah tutup sejak akhir 2018 hingga awal 2019. Sebut saja PT Hero Supermarket Tbk (HERO) yang telah menutup 26 gerai Giant. Selain itu penutupan ritel juga diikuti oleh PT Central Retail Indonesia yang menutup gerai Central Department Store di Neo Soho pada 18 Februari 2019. Terakhir ada PT Tozy Sentosa, yang tidak lain adalah pengelola Centro Departement Store yang terpaksa menutup gerainya di Plaza Semanggi.
ADVERTISEMENT