Gaya Hidup Hambat Persiapan Dana Pensiun, Begini Cara Aturnya

12 Februari 2019 16:03 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Gaya hidup milenial Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Gaya hidup milenial Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menyiapkan dana pensiun tidak cukup hanya mengandalkan simpanan atau tabungan. Pasalnya, kian waktu harga kebutuhan juga kian meningkat (inflasi) hingga bisa menggerus nilai dari dana jaminan masa tua itu.
ADVERTISEMENT
Head of Sales & Distribution PT Ashmore Asset Management Indonesia Steven Satya Yudha mengingatkan, inflasi yang seringkali luput diperhatikan adalah inflasi gaya hidup (lifestyle). Padahal, inflasi ini berdampak besar bagi persiapan dana pensiun.
“Kita (selama ini) terpaku inflasi BPS (hanya kebutuhan pokok), inflasi yang harus kita perhatikan adalah inflasi lifestyle dan berbeda dengan BPS. Inflasi lifestyle seperti pendidikan kenaikannya (bisa) 10 persen,” katanya di On Three Cafe, Jakarta Selatan, Selasa (12/2).
Belum lagi, kata Steven, gaya hidup di masa depan ketika pensiun juga perlu menjadi perhatian. Misalnya, ketika pensiun, setiap hari layaknya akhir pekan karena tak ada aktivitas pekerjaan rutin, sehingga ini bisa menyebabkan pengeluaran dana lebih banyak untuk gaya hidup.
Acara HSBC Future of Retirement tentang dana pensiun di Jakarta, Selasa (12/2). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Maka dari itu, ia menambahkan, variabel dari inflasi gaya hidup perlu ditambahkan dalam menyiapkan dana pensiun.
ADVERTISEMENT
“Pola kebidupan kita banyaknya konsumsi dulu kita belanjakan 80-90 persen, baru investasi. Padahal harusnya tentukan dulu investasi baru konsumsi setelahnya, 20-30 persen sudah bagus,” ujarnya.
Ia melanjutkan, investasi untuk penjaminan dana pensiun juga perlu disadari sebagai hal yang penting. Dan kuncinya kata dia, tidak perlu takut untuk mengambil risiko.
“Kita harus melihat investasi pasti mengandung risiko, ini agak aneh, orang Indonesia berani berbisnis tapi tidak berani investasi. Kalau investasi uang hilang, kita menyangkal itu risiko investasi. Ini mindset mengenai risiko yang harus kita bangun,” imbuhnya.
com-Gaya Hidup Tanpa Tunai Foto: Visa
Steven menyarankan untuk berinvestasi masa tua sedini mungkin. “Jika pun sudah tua baru mempersiapkan, besarannya ditambah banyak, tapi itu berat,” ujarnya.
Sementara untuk memperkecil risiko, Steven mengingatkan agar melakukan diversifikasi investasi untuk persiapan dana pensiun.
ADVERTISEMENT
“Saya realitis pada 3 aset, reksa dana, properti dan asuransi. Yang namanya cash itu sifatnya emergency, saya tidak sarankan investasi dalam cash,” tandasnya.