Genjot Pendapatan, Sky Energy Bangun Pabrik Panel Surya di Sentul

20 Februari 2018 18:22 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT Sky Energy Tbk lakukan penawaran saham perdana (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
PT Sky Energy Tbk lakukan penawaran saham perdana (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Perusahaan yang bergerak di bidang modul surya, PT Sky Energy Tbk menargetkan penjualan tumbuh 15% per tahun menjadi Rp 539 miliar di 2018 dan Rp 627 miliar di tahun 2019. Untuk itu, perusahaan merencanakan untuk menambah kapasitas produksinya menjadi 200 MW per tahun.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pabrik yang ada di Wanahera, Bogor saat ini masih berkapasitas sebesar 100 MW per tahun. Sehingga untuk menambah kapasitas, perusahaan mengaku tahun ini akan memulai pembangunan pabrik panel surya baru yang berlokasi di Sentul, Bogor.
“Target pembangunannya Mei atau Juni tahun ini dan rampung di akhir tahun. Tahun depan kita sudah bisa nambah sales, sehingga dua tahun ke depan kita harapkan ada peningkatan signifikan karena ada peningkatan kapasitas,” kata General Manager of Finance Sky Energy Christoper Liawan usai melakukan penawaran umum saham di Energy Building, Kawasan SCBD, Jakarta, Selasa (20/2).
Direktur Utama PT Sky Energy Tbk, Jackson Tandiono (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT Sky Energy Tbk, Jackson Tandiono (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
Ia mengaku tahun depan produksi akan bertambah, namun utilisasi pabrik belum sepenuhnya dilakukan. Menurutnya, utilisasi akan bertahap sekitar 40%-50% terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
Penjualan ini, menurutnya, masih dikuasai oleh pasar lokal yakni yang sebagian besar dari pemerintah sebesar kurang lebih 60%. Sementara market ekspor ke Amerika, Kanada, dan beberapa negara Eropa lainnya masih di kisaran 36%.
“Untuk pasar baru, pasti untuk negara Eropa karena di sana sudah tumbuh. Kalau di Asia masih belum,” lanjutnya.
Sementara itu untuk capex (capital expenditure), perseroan mengalokasikan dana sebesar Rp 228 miliar, dengan rincian 40%-nya merupakan hasil dari penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO) dan 60%-nya dari pinjaman bank.
“Capex itu terdiri dari Rp 110 miliar untuk pembelian tanah seluas 5 hektare, pemeliharaan gedung Rp 37 miliar, pembelian mesin Rp 81 miliar,” jelasnya.