Geramnya Susi Pada Pengusaha yang Tak Jujur Laporkan Hasil Tangkapan

12 Februari 2019 19:25 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Susi Pudjiastuti Foto: Fitra Andrianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Susi Pudjiastuti Foto: Fitra Andrianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memperlihatkan isi percakapannya melalui aplikasi WhatsApp dengan para pengusaha ikan di dalam negeri. Dalam percakapan tersebut, Susi menyebutkan ada pengusaha yang tidak jujur dalam melakukan pelaporan ke dirinya.
ADVERTISEMENT
Dalam pesan yang diperlihatkan Susi, nomor pemilik HP tersebut dinamai Broker SPT. Si broker ini mempertanyakan tentang Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) yang belum juga dikeluarkan Susi. Padahal si pengusaha sudah membayar Pungutan Hasil Penangkapan (PHP) dan laporan lainnya sudah direvisi juga.
"Ada yang WA. 'Ibu, saya sudah bayar SIPI tapi belum jadi-jadi, sudah tiga minggu SIPI belum keluar," kata Susi membacakan isi pesan tersebut dalam diskusi di Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta, Selasa (12/2).
Si pengusaha itu menanyakan apa maunya KKP lantaran SIPI belum juga terbit. Susi sendiri merasa para pengusaha ini tidak jujur terkait laporan hasil tangkapan ikan, karenanya izin belum diterbitkan juga.
Hal ini terlihat dari isi pesan selanjutnya yang mengatakan si pengusaha merevisi Laporan Kegiatan Usaha (LKU) dan Laporan Kegiatan Penangkapan (LKP) dengan kapasitas kapal 49 GT dari Rp 300 juta menjadi Rp 2 miliar.
ADVERTISEMENT
"Satu tahun operasi 9 bulan masih dapat Rp 2 miliar? Sebetulnya KKP maunya apa? Maunya saya apa? Saya jawab lagi pakai tanda pentung. Jengkel juga. Harga ikan lu bilang Rp 20 ribu perak, jadi Bu Susi maunya? Mau saya lapor berapa? Benar-benar kurang ajar sekali. Ini namanya pengusaha sama menteri ngomongnya begitu coba," kata Susi.
Menurut dia, salah satu masalah yang memang masih berlangsung adalah belum jujurnya para pengusaha melaporkan hasil tangkapan.
Kata dia, ada pengusaha yang mengaku hanya menangkap ikan 200 ton setahun. Padahal menurut Susi, si pengusaha tersebut bisa menangkap hingga 2.000 ton ikan per tahun.
"Kalau saya teken, kenapa kamu? (Saya ditanya balik) 'ibu maunya apa?' seperti itu pak?" curhat dia.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Susi juga menceritakan susahnya mendorong produksi ikan di Indonesia. Kata dia, dirinya harus melakukan pertemuan dengan duta besar luar negeri selama berjam-jam.
"Pertama saya panggil dubes supaya enggak menimbulkan masalah diplomatik, mulai China, Thailand, Filipina, dan Australia, Malaysia itu makan siang sampai 6 jam muter-muter. Ujungnya saya bilang 'I need your support, I want moratorium'," katanya.