Giant PHK Karyawan Karena Tutup Gerai, Menaker Belum Terima Laporan

24 Juni 2019 12:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pengunjung berbelanja di Supermarket Giant Ekspres Mampang Prapatan, Jakarta, Minggu (23/6). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pengunjung berbelanja di Supermarket Giant Ekspres Mampang Prapatan, Jakarta, Minggu (23/6). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Tutupnya 6 gerai supermarket Giant di Jakarta dan Bekasi berdampak pada nasib seluruh karyawannya. Para pegawai Giant dilaporkan akan terkena PHK atau dipindahkan ke gerai lain yang masih beroperasi.
ADVERTISEMENT
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dakhiri mengaku belum mendapatkan laporan mengenai adanya gelombang PHK karyawan Giant. Dia memastikan akan mengecek mengenai kabar tersebut.
"Saya belum cek karena saya baru datang (dari Jenewa). Jadi ini belum (dapat laporan)," kata Hanif saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (24/6).
Hanif mengatakan, di luar kejadian Giant, kementeriannya selalu mendapatkan informasi tentang jumlah pegawai yang terkena PHK. Menurut dia, ada kasus PHK yang sudah tertangani dengan baik oleh perusahaan, ada juga yang tidak.
Menurut Hanif, masifnya PHK yang terjadi belakangan ini karena perkembangan teknologi di sektor perdagangan. Dampaknya, pengurangan kesempatan kerja di sejumlah bidang.
Tapi di sisi lain, perkembangan teknologi juga membuka kesempatan bagi para pekerja di masa depan. Karena itu, dia menilai orang yang datang dan pergi dalam sebuah pekerjaan adalah hal biasa.
Sejumlah pengunjung berbelanja di Supermarket Giant Ekspres Mampang Prapatan, Jakarta, Minggu (23/6). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Sebab menurut dia, jika karyawan yang terkena PHK tersebut memiliki kemampuan baik, maka dia bisa masuk ke berbagai kesempatan kerja yang baru.
ADVERTISEMENT
"Kan semacam kebiasaan yang lazim terjadi ketika orang dapat kerja atau kehilangan kerja. Tapi yang harus dipastikan bagaimana orang bisa selalu kerja, jadi pada saat dia hilang pekerjaan bisa dapat yang baru, nah itu kuncinya skill," ujarnya.
Itulah mengapa, kata Hanif, saat ini pemerintah fokus pada upaya mempersiapkan kemampuan kapasitas perlindungan diri. Pasalnya, kata dia, pekerja Indonesia saat ini masih didominasi lulus SD dan SMP.
"Kalau pendidikan rendah, skill enggak ada, orang pasti menghadapi PHK juga berat," tutur Hanif.