GMF AeroAsia Beberkan Penyebab Anjloknya Laba hingga 40 Persen di 2018

11 Maret 2019 17:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hanggar pesawat GMF Aeroasia. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Hanggar pesawat GMF Aeroasia. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Manajemen PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) menjelaskan penyebab merosotnya laba bersih perseroan seanjang 2018.
ADVERTISEMENT
Pada tahun lalu, laba bersih GMF AeroAsia merosot 40 persen menjadi Rp 430,670 miliar (kurs Rp 14.00) dibanding tahun sebelumnya Rp 718,338 miliar.
Direktur Utama GMFI Iwan Joeniarto menyampaikan, penurunan laba bersih 40 persen disebabkan banyaknya penggunaan peralatan material dari luar negeri untuk mereparasi pesawat pelanggan.
“Laba turun 40 persen. Sedangkan pendapatan tumbuh 7 persen. Jadi di tahun 2018 itu pendapatan 7 persen dan dikontribusi pendapatan dari engine itu lebih banyak material di luar. Itu yang mengakibatkan laba kita turun, jadi kalau engine margin tidak besar,” katanya saat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Auditorium Garuda City Center, Tangerang, Senin (11/3).
Selain itu, Iwan menambahkan penyebab lain yang membuat laba bersih perseroan turun, yaitu naiknya harga bahan bakar pesawat atau avtur hingga USD 60 per barel hingga akhir 2018.
Hanggar pesawat GMF Aeroasia. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
“Ini mempengaruhi operator airline yang mempengaruhi kemampuan bayar. Padahal kemampuan bayar agak menurun, untuk modal kerja. Nah kalau kita pinjem modal kerja. Jadi ini yang mengakibatkan beban keuangan yang lebih besar di 2018,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, angka pendapatan GMF AeroAsia masih naik meskipun tipis. Di sepanjang 2018, pendapatan perseroan tercatat USD 470,019 juta atau sekitar Rp 6,627 triliun, naik 6,99 persen dibandingkan pendapatan di tahun sebelumnya sebesar USD 439,281 juta atau sekitar Rp 6,193 triliun.
Bagi Dividen
Di tengah anjloknya laba perseroan, GMF AeroAsia sepakat membagikan dividen kepada para pemegang saham sebesar USD 6 juta atau sekitar Rp 85,2 miliar (kurs Rp 14.200). Jumlah tersebut setara dengan 20 persen laba perseroan pada tahun 2018.
"Kita membagikan dividen USD 6 juta atau (sekitar) 20 persen dari laba bersih 2018. Kami mempertimbangkan komitmen GMF dan bukti tempat yang aman berinvestasi membeli saham GMF dan terus dapat menignkatkan laba GMF," kata Iwan.
ADVERTISEMENT