Gubernur BI: Cadangan Devisa Indonesia Masih Aman

15 Agustus 2018 16:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo  (Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) memastikan cadangan devisa masih aman. Tak hanya untuk pembiayaan impor dan pembayaran Utang Luar Negeri (ULN), tapi juga cukup untuk memitigasi kemungkinan pembalikan dana asing atau capital reversal.
ADVERTISEMENT
Cadangan devisa Indonesia hingga akhir Juli 2018 sebesar USD 118,3 miliar, turun USD 1,5 miliar dari posisi bulan sebelumnya yang mencapai USD 119,8 miliar. Bahkan jika dibandingkan sejak awal tahun ini, cadangan devisa telah tergerus USD 13,68 miliar.
Posisi tersebut setara dengan pembiayaan 6,7 hingga 6,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Namun demikian, posisi tersebut masih berada di atas kecukupan standar internasional yang sebesar 3 bulan impor.
"Cadangan devisa yang dimiliki BI sekarang masih lebih dari cukup. Cukup dalam arti, tidak hanya untuk impor, utang, tapi juga cukup memitigasi kemungkinan capital reversal," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung BI Thamrin, Jakarta, Rabu (15/8).
ADVERTISEMENT
Adapun perjanjian kerja sama pertukaran mata uang (Bilateral Swap Arrangement/BSA) yang telah dilakukan BI dengan beberapa negara, seperti dengan Jepang senilai USD 22,76 miliar atau dengan Australia sebesar AUD 10 miliar dilakukan untuk bantalan ke depan.
Konpers RDG Bank Indonesia. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konpers RDG Bank Indonesia. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
BSA merupakan kerja sama swap rupiah dengan mata uang negara lain untuk mengatasi kesulitan likuiditas akibat permasalahan neraca pembayaran dan likuiditas jangka pendek.
"Bilateral swap yang ada sebagai suatu instrumen bantalan atau buffer," jelasnya.
Cadangan devisa didefinisikan sebagai seluruh aktiva luar negeri yang dikuasai oleh otoritas moneter dan dapat digunakan setiap waktu guna membiayai ketidakseimbangan neraca pembayaran atau dalam rangka stabilitas moneter dengan melakukan intervensi di pasar valuta asing dan untuk tujuan lainnya.
ADVERTISEMENT
Fungsi dari cadangan devisa yaitu untuk membiayai ketidakseimbangan neraca pembayaran dan menjaga stabilitas moneter. Dalam kaitan dengan neraca pembayaran, cadangan devisa biasanya digunakan untuk membiayai impor dan membayar kewajiban luar negeri. Sementara dalam fungsinya menjaga stabilitas moneter, devisa berperan mempertahankan nilai tukar rupiah.
Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) pada hari ini, Rabu (15/8), dolar AS berada di level Rp 14.621, menguat dibandingkan hari sebelumnya di level Rp 14.625.