Gubernur BI: Defisit Transaksi Berjalan USD 25 Miliar Masih Aman

26 Juli 2018 12:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur BI, Perry Warjiyo (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur BI, Perry Warjiyo (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) meramal defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) di tahun 2018 akan mencapai USD 25 miliar. Jumlah ini lebih besar dibanding tahun lalu yang hanya USD 17,53 miliar atau sebesar 1,73 persen dari PDB.
ADVERTISEMENT
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, meski CAD melebar namun angka ini masih berada dalam batas aman. Batas aman yang dimaksud Perry adalah persentase CAD terhadap PDB masih di bawah 3 persen.
“Ini masih dalam batas aman,” katanya saat ditemui di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (26/7).
Perry menambahkan, melebarnya CAD ini disebabkan oleh impor-impor barang produktif yang akhir-akhir ini banyak dilakukan oleh industri dalam negeri. Meski begitu, Perry menganggap impor barang produktif ini merupakan tanda bahwa geliat produksi industri dalam negeri sedang meningkat.
Ilustrasi menghitung mata uang Rupiah. (Foto: AFP/Bay Ismoyo)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menghitung mata uang Rupiah. (Foto: AFP/Bay Ismoyo)
“Impor produktif ini seperti impor bahan baku, ada juga impor barang modal seperti baja dan mesin. Kita impor karena keterbatasan barang-barang tersebut di dalam negeri. Makanya ini disebut impor produktif,” jelas dia.
ADVERTISEMENT
Mengatasi semakin lebarnya CAD, BI bersama pemerintah tidak akan tinggal diam. Selain menggenjot ekspor dan menciptakan lapangan pekerjaan, pihaknya juga akan menggenjot sektor pariwisata yang dianggap mampu berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
“Kita akan terus mengendalikan defisit transaksi berjalan ini. Komitmen pemerintah di bawah pimpinan Pak Jokowi kuat untuk melakukannya,” tutupnya.