Gubernur BI Gundah, Indonesia Terlambat Kembangkan Ekonomi Syariah

11 Desember 2018 10:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2018. (Foto: Dok.Departemen Komunikasi BI)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2018. (Foto: Dok.Departemen Komunikasi BI)
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) kembali menggelar festival ekonomi berbasis syariah atau Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2018. Ini merupakan tahun kelima acara ini dilaksanakan di Surabaya, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Acara ini dihadiri oleh Gubernur BI Perry Warjiyo beserta para pejabat di bank sentral, perwakilan pemerintah daerah, perwakilan Kementerian Agama, perwakilan seluruh pesantren di Indonesia, hingga mantan Gubernur BI Agus Martowardojo.
Dalam sambutannya, Perry mengaku selama ini gundah lantaran Indonesia belum mampu menjadi pemain utama dalam ekonomi syariah. Padahal, mayoritas penduduk Indonesia merupakan seorang muslim.
"Ini kegundahan saya terus selama bertahun-tahun, saya enggak segan sampaikan kegundahan ini kenapa Indonesia mayoritas penduduk muslim, secara ekonomi terlambat memajukan ekonomi syariah," ujar Perry dalam pembukaan ISEF di Grand City, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (11/12).
Lebih lanjut dia mengatakan, bahkan Indonesia jauh tertinggal dengan negara lain yang mayoritas penduduknya bukanlah muslim, seperti Australia yang merupakan pengekspor sapi halal ke berbagai dunia, Thailand sebagai pengekspor makanan dan bumbu halal, hingga China sebagai pengekspor pakaian.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2018. (Foto: Dok.Departemen Komunikasi BI)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2018. (Foto: Dok.Departemen Komunikasi BI)
"Kami merasa ini yang harus kita kejar, bahwa Indonesia, kita semua tidak boleh lengah hanya sebagai pemakai bukan produksi. Kita harus dapatkan nilai dari manfaat ini semua, nilai ekonominya, bukan hanya belanjakan, tapi sejahterakan ekonomi kita," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, bank sentral terus mendorong pengembangan ekonomi berbasis syariah melalui pesantren. Ada beberapa hal yang akan terus didorong untuk menuju ekonomi syariah sebagai rantai halal di Indonesia, mulai dari pemberdayaan pesanten, mendorong perbankan dan keuangan syariah, hingga kemandirian ekonomi pesantren.
"Pemberdayaan ekonomi, baik pesantren, menengah, besar, ini jadi mata rantai halal ekonomi, baik di bidang makanan, fesyen, pariwisata," tambahnya.
Dalam ISEF ini digelar kegiatan seminar, workshop, focus group discussion dan international working group meeting, yang melibatkan tokoh, pakar serta praktisi ekonomi dan keuangan syariah nasional maupun internasional.
Sementara itu, shari’a fair yang akan berlangsung pada 11 – 15 Desember 2018 diselenggarakan untuk mendukung pelaksanaan strategi pencapaian halal supply chain yang meliputi penguatan di sektor pertanian terintegrasi (integrated farming), industri pengolahan (halal food and fashion), energi terbarukan (renewable energy), dan wisata halal (halal tourism).
ADVERTISEMENT