news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Gubernur BI: Kepercayaan Investor Terjaga, Arus Modal Masuk Meningkat

8 Juni 2018 14:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur BI, Perry Warjiyo (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur BI, Perry Warjiyo (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) memastikan investor asing masih tetap optimistis dengan kondisi ekonomi Indonesia. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan kepercayaan investor masih tetap tumbuh yang tercermin dari masuknya arus modal asing (capital inflow).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan catatan BI, inflow ke Indonesia dalam bentuk obligasi pemerintah, saham, dan obligasi korporasi pada tiga hari pekan ini yakni dari 28-31 Mei 2018 mencapai Rp 4 triliun
Adapun, dari 24 Mei sampai dua hari yang lalu, inflow yang masuk ke Indonesia dalam bentuk obligasi pemerintah, saham, dan obligasi korporasi mencapai sekitar Rp 13 triliun.
“Ini tetap tumbuh di tengah risiko global yang terus ada dan cukup tinggi. Terakhir yang di Italia, Turki, dan beberapa negara lainnya,” kata Perry di Gedung BI Thamrin, Jakarta, Jumat (8/6).
“BI akan terus lakukan langkah-langkah untuk pastikan nilai tukar rupiah stabil,” lanjutnya.
Perry mengatakan bahwa geliat ekonomi domestik terpantau semakin baik. Survei eceran yang dilakukan bank sentral misalnya, mengindikasikan pertumbuhan penjualan eceran lebih tinggi, di mana pada April 2018 tumbuh 4,1% secara tahunan (yoy) dari yang hanya 2,5% (yoy) pada Maret 2018.
ADVERTISEMENT
“Sejumlah barang yang catatkan penjualan cukup tinggi misalnya makanan, minuman, dan tembakau, lalu Bahan Bakar Minyak (BBM), dan lain-lain. Ini menunjukkan aktivitas ekonomi terus meningkat,” katanya.
Adapun survei konsumen BI mengindikasikan optimisme konsumen yang meningkat di Mei 2018. Hasil survei konsumen yang dilakukan oleh BI menunjukkan, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Mei 2018 naik 2,9 poin ke level 125,1.
Kenaikan itu didorong oleh sejumlah faktor pendukungnya, terutama oleh indeks penghasilan dan indeks pembelian barang tahan lama. “Ini didorong oleh THR dan hari Idul Fitri. Ini beberapa faktor dan berikan optimisme konsumen membaik,” katanya.