Gubernur BI: Neraca Pembayaran Surplus USD 5 Miliar di Kuartal IV 2018

30 Januari 2019 13:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers oleh Gubenur BI, Perry Warjiyo mengenai hasil Rapat Dewan Gubernur BI bulan Januari 2019, Jakarta, Kamis (17/1/2019). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers oleh Gubenur BI, Perry Warjiyo mengenai hasil Rapat Dewan Gubernur BI bulan Januari 2019, Jakarta, Kamis (17/1/2019). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia bakal merilis hasil kerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal IV 2018. Gubernur BI Perry Warjiyo memprediksi nilai neraca perdagangan pada kuartal IV 2018 bakal surplus hingga USD 5 miliar.
ADVERTISEMENT
"Jadi secara kesuluruhan, pada kuartal IV neraca perdagangan surplus USD 5 miliar. Kita akan terbitkan ini," kata dia dalam paparan Mandiri Investment Forum 2019, di Hotel Fairmont Jakarta, Rabu (30/1).
Neraca Pembayaran Indonesia merupakan statistik yang mencatat transaksi ekonomi antara penduduk Indonesia dengan bukan penduduk pada suatu periode tertentu. Transaksi NPI terdiri dari transaksi berjalan, transaksi modal, dan transaksi finansial.
Menurut Perry, kenaikan terjadi karena ada dana investasi yang masuk selama periode tersebut. Dia menghitung dana investasi yang masuk sebesar USD 12 miliar meskipun transaksi berjalan defisit (CAD) di atas USD 8 miliar.
Sementara pada kuartal sebelumnya, NPI terus defisit. Berdasarkan data BI, NPI pada kuartal III 2018 mengalami defisit USD 4,4 miliar. Angka ini naik dari defisit NPI di kuartal II 2018 yang sebesar USD 4,3 miliar.
Ilustrasi rupiah (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rupiah (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Defisit NPI pada kuartal III 2018 disebabkan defisit transaksi berjalan yang meningkat tidak dapat dibiayai oleh surplus transaksi modal dan finansial (TMF).
ADVERTISEMENT
"Karena itu, sekarang kita fokus pada kebijakan koordinasi dengan OJK dan bank setelah mengalami defisit NPI pada kuartal II dan III," lanjutnya.
Perry menyebut salah satu peningkatannya terjadi pada ekspor, program perluasan Biodiesel 20 persen atau B20, pariwisata, dan proyek infrastruktur. Dia pun memperkirakan CAD bakal melambat 2,5 persen dari PDB.
"Kami tahu NPI ini akan kembali surplus. Ini menjadi isu mingguan kami sejak saya dilantik tahun lalu. Kita juga fokus pada penanganan CAD yang kami perkirakan kalau di bawah 3 persen itu terhadap PDB masih bisa ditata," jelasnya.