Hambatan yang Bikin Mobil Listrik Sulit Diterapkan di RI

16 Januari 2018 18:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Gaikindo Jongkie Sugiarto (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Gaikindo Jongkie Sugiarto (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) mengaku, saat ini industri kendaraan bermotor telah siap memproduksi mobil listrik. Namun, masih banyak syarat yang belum terpenuhi untuk mengoperasikan mobil listrik di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ketua Gaikindo Jongkie Sugiarto mengungkapkan, syarat pertama adalah masalah penyesuaian tarif pajak. Menurutnya, mobil listrik akan memakan nilai pajak yang tinggi karena menggunakan dua jenis mesin, yakni konvensional dan listrik.
“Dari perakitannya memang sudah mahal, apalagi kena pajak yang amburadul di sini, siapa yang mau beli,” ujar Jongkie dalam acara Media Briefing Prediksi Industri Otomotif Indonesia 2018 di Thamrin Nine, Jakarta, Selasa (16/1).
Berbeda dengan Malaysia dan Thailand yang saat ini telah mendapatkan insentif pajak untuk pembelian mobil plug-in hybrid dan mobil listrik.
“Bahkan di Malaysia mobil hybrid lebih murah daripada mobil konvensional, padahal tipe dan cc-nya sama karena yang hybrid dapat insentif. Jadi itu yang pertama, masalah tarif. Mungkin nanti yang beli ada, tapi tidak banyak,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Mobil listrik BlueSG. (Foto: Reuters/Edgar Su)
zoom-in-whitePerbesar
Mobil listrik BlueSG. (Foto: Reuters/Edgar Su)
Kedua, adalah tersedianya charging station yang memadai. Saat ini, PLN memang tengah mengembangkan sejumlah Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU) di beberapa daerah, namun perlu kerja sama dengan pemerintah daerah agar charging station bisa merata di tempat-tempat umum yang sering dikunjungi.
“Misalnya di dalam 1 mal, kapasitas 500 mobil, perlu dibuat 5 charging station di sana. Dan tentu perlu waktu untuk bisa berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pengelola mal untuk membuatnya,” lanjutnya.
Kemudian, charging station ini, disertai juga dengan payment system-nya. Yakni bisa berupa kartu kredit atau uang tunai yang dimasukkan.
Pada dasarnya, katanya, Gaikindo menyambut baik jika mobil listrik mulai dirakit Indonesia. Namun, bantuan pemerintah masalah tarif pajak dan fasilitas, harus disesuaikan dulu.
ADVERTISEMENT
“Yang penting harganya dulu, biar bisa terjangkau. Ini masalahnya skala ekonomi. Kalau sebulan hanya terjual 10 gara-gara harganya mahal, mana mungkin perusahaan mau merakit,” tandasnya.