Hanya 13 Terminal BBM Pertamina yang Siap Salurkan Biodiesel

29 Agustus 2018 17:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas beraktivitas di area Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Maumere di Sikka, Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (30/7). (Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas beraktivitas di area Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Maumere di Sikka, Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (30/7). (Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
ADVERTISEMENT
PT Pertamina (Persero) baru bisa merealisasikan 13 terminal BBM yang akan menyalurkan Biodiesel 20 persen atau B20 pada 1 September 2018. Sebelumnya, perusahaan holding migas BUMN tersebut menargetkan ada 52 terminal BBM yang nantinya menerima FAME (fatty acid methyl eter) atau minyak dari produsen kelapa sawit.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Djoko Siswanto, mengatakan perubahan itu lantaran ada protes dari produsen FAME yang merasa keberatan harus menyalurkan ke-52 titik. Sebab 52 titik itu tersebar di berbagai wilayah Indonesia yang sulit dijangkau, padahal tidak semuanya terminal BBM yang besar.
"Penyedia FAME kerepotan lokasinya kecil-kecil dan jauh. Alangkah baiknya kalau di titik-titik hulu saja. Nah tadi sudah diputuskan ada 6 dan barusan dikasih tahu bahwa ada tambahan 7 titik lagi, jadi 13 titik," kata Djoko usai tanda tangan kontrak dengan produsen dan penyalur B20 di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (29/8).
Djoko mengatakan, keputusan ini harus segera diteken agar bisa disampaikan ke produsen FAME atau Badan Usaha Bahan Bakar Nabati (BU BBN). Sehingga, Pertamina belum tanda tangan kontrak dan masih Head of Agreement.
ADVERTISEMENT
Tak hanya Pertamina saja, dari 11 perusahaan penyalur Biodiesel 20 persen, baru dua yang teken kontrak. Djoko mengatakan penyelesain kontrak harus diselesaikan paling akhir Jumat pekan ini. Sebab Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution akan launching B20 pada hari itu.
"Pertamina kan managementnya berubah dan tadi baru ditetapkan (Dirut Pertamina), jadi baru bisa sekarang Bu Nicke tanda tangan. Atau nanti siapkan dulu volumenya berapa, karena dari 52 diubah jadi 13 titik. Jadi kan banyak depo-depo kecil, jadi ya sudah di depo besar saja, nanti begitu kirim ke depo kecil udah B20. Jadi blending-nya di titik besar. Itu tadi pertimbangan Pertamina," ujarnya.
Adapun 13 titik terminal BBM tersebut akan disalurkan untuk sektor subsidi dan nonsubsidi. Sebelum ada tambahan 13 terminal BBM, Pertamina telah menyalurkan B20 untuk sektor subsidi yang tersebar di 60 titik.
ADVERTISEMENT
Djoko mengatakan, untuk harga antara B20 yang disubsidi saat ini dengan B20 yang nantinya tidak disubsidi. Adapun selisih antara solar dan B20 sekitar Rp 500 per liter dengan volume sekitar 940 ribu Kilo Liter.