Harga BBM Nonsubsidi Masih Bisa Turun Lagi
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ekonom Indef, Eko Listiyanto, mengatakan peluang tersebut masih terbuka lebar, apalagi penurunan harga BBM nonsubsidi pada Jumat pekan lalu tidak terlalu besar
"Kalau mau turun (lagi), ya ada kemungkinan karena ngikutin alur pasar," kata dia kepada kumparan, Senin (7/1).
Per 5 Januari 2018 harga BBM nonsubsidi di SPBU Pertamina resmi turun. Harga BBM yang diturunkan mulai dari Rp 100 hingga Rp 250 per liter sesuai dengan jenis bahan bakarnya mulai dari Pertalite, Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Dex.
Menurut Eko, penuruan harga BBM Pertamax sebesar Rp 200 per liter misalnya, masih terlalu kecil sebab pernah naik hingga Rp 900 per liter pada Oktober 2018.
Namun menurut Eko, Pertamina juga harus mempertimbangkan hal tersebut karena harga minyak dunia bisa juga terus merangkak naik meski masih di bawah USD 60 per barel.
ADVERTISEMENT
Siang ini, harga minyak dunia kembali merangkak naik masih di kisaran USD 50 per barel. Mengutip Reuters, minyak jenis Brent terpantau naik 1,44 persen menjadi USD 57,87 per barel, sementara minyak jenis WTI naik 1,56 persen menjadi USD 48,74 persen.
Menurut Eko, pergerakan harga minyak dunia tidak hanya bertumpu pasokan dan permintaan, tapi juga faktor geopolitik yang sangat berpengaruh.
Sebagai negara yang konsumsi minyaknya besar, perang dagang Amerika Serikat dan China membuat ekonomi kedua negara ini terpengaruh. Sementara sebagai produsen, Rusia dan Arab Saudi menginginkan harga minyak dunia keluar dari harga yang sekarang dan melesat naik.
"Dengan geopolitik AS, China, dan Korea Utara, semua aspek itu mempengaruhi harga minyak. Jadi, dugaan kami harga minyak dunia bisa turun tapi realistisnya tahun ini di kisaran USD 60-70 per barel. Itu berarti kemungkinan turun BBM nonsusbidi secara drastis saya rasa kecil," kata dia.
ADVERTISEMENT