Harga Daging dan Telur Ayam Naik Tajam, Mendag Panggil Peternak

16 Juli 2018 15:56 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Daging ayam di Pasar Senen, Jakarta (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Daging ayam di Pasar Senen, Jakarta (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Harga daging dan telur ayam masih di atas harga acuan. Hari ini, harga daging ayam di tingkat pengecer mencapai Rp 45 ribu per kg sedangkan telur ayam sudah Rp 29 ribu per kg. Padahal harga acuan yang diatur pemerintah hanya Rp 22 ribu per kg dan Rp 32 ribu per kg untuk telur dan daging ayam.
ADVERTISEMENT
Tingginya harga daging dan telur ayam bikin gelisah pemerintah. Untuk itu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita sore ini memanggil para peternak untuk mencari tahu apa penyebab kenaikan harga telur dan daging ayam. Pertemuan berlangsung tertutup di ruang Auditorium Kementerian Perdagangan, Jalan Ridwan Rais, Jakarta.
"KIta berkumpul di sini tujuannya itu untuk membahas masalah harga. Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh peternak dan para asosiasi karena tetap menjaga harga saat hari Lebaran kemarin," ungkap Enggar saat memimpin rapat, Senin (16/7).
Mendag Enggartiasto Lukita di Kantor Darmin (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mendag Enggartiasto Lukita di Kantor Darmin (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
Pada kesempatan tersebut, Enggar mengaku heran mengapa harga daging dan telur ayam naik tinggi setelah Lebaran. Awalnya dia memprediksi kenaikan harga hanya sementara, tetapi fakta di lapangan justru sebaliknya.
"Kemarin saat Lebaran walau sporadis harga terpantau tidak naik dan tidak bergejolak. Namun, setelah Lebaran terjadi kenaikan yang semula kami diamkan karena diproyeksikan tidak akan lama dan tidak terjadi kenaikan sebesar ini," ucap Enggar bernada kecewa.
ADVERTISEMENT
Enggar tak menduga bahwa kenaikan harga daging dan telur ayam di pasaran berlangsung lama. Dia menegaskan bahwa depresiasi rupiah memang sedikit banyak berdampak kepada kenaikan harga daging dan telur ayam. Hal ini mengingat sebagian besar bahan baku produksi pakan ternak harus diimpor dari negara lain. Namun bagi Enggar, kenaikan harga daging dan telur ayam sudah di luar batas
"Kenaikan harga pakan tidak sejalan dengan depresiasi rupiah. Depresiasi rupiah terhadap dolar tidak sebesar harga pakan itu sendiri," tegas Enggar.