Harga Emas Diramal Tembus Rp 800.000 per Gram di Akhir 2019

15 Agustus 2019 17:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Emas Antam  Foto: Fanny Kusumawardhani / Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Emas Antam Foto: Fanny Kusumawardhani / Kumparan
ADVERTISEMENT
Harga emas dalam 3 bulan terakhir mengalami kenaikan yang signifikan. Pada awal Juni 2019, harga emas berada di kisaran angka Rp 620.000 per gram. Sementara hari ini, harga beli emas mencapai Rp 723.000 per gram.
ADVERTISEMENT
Menurut Chief Executive Officer Tamasia Muhammad Assad, harga emas pada akhir tahun 2019 diramal dapat menembus Rp 800.000 per gram. Adapun Tamasia merupakan platform investasi fisik emas digital berbasis syariah.
"Tahun lalu hanya Rp 680.000 per gram, sekarang naik menjadi Rp 720.000. Kalau prediksi saya pribadi bisa sampai Rp 800.000 per gram sampai akhir tahun," katanya saat ditemui di Plaza Indonesia, Jakarta, Kamis (15/8).
Dia menyebut, harga emas bisa melambung ke angka Rp 800.000 lantaran perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang tak kunjung mereda. Kemudian suku bunga acuan berbagai negara juga dipangkas. Saat keadaan ekonomi tak pasti, masyarakat mencari tempat menaruh uang yang dinilai aman, seperti emas.
ADVERTISEMENT
"Capital market juga kita lihat agak goyang terdampak. Itu membuat harga emas melonjak tinggi karena orang enggak akan masukin uangnya ke bank karena bunga rendah," ucap Assad.
Produk emas Hello Kitty Antam Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Selain itu, menurut dia, harga emas ke depan akan terus mengalami kenaikan lantaran persediaannya terbatas, sementara permintaannya terus naik. Selama 3 tahun terakhir, penjualan emas Antam naik cukup signifikan.
"Di tahun 2016 itu penjualan emas Antam sebesar 10,2 ton. Di 2017 sebesar 13,2 ton, dan di 2018 itu naik menjadi 25,3 ton emas," imbuhnya.
Senada, Direktur Utama Bursa Berjangka Jakarta Stephanus Paulus menjelaskan, sangat mungkin harga emas mencapai Rp 800.000 per gram di akhir tahun. Sebab kebiasaan masyarakat Indonesia yakni berinvestasi di saat harga tinggi.
ADVERTISEMENT
"Investor di Indonesia ini lucu, ketika harga tinggi berbondong-bondong investasi. Selain itu juga persoalan perang dagang dan pemangkasan suku bunga mempengaruhi kenaikan harga emas sekarang ini," tegas Paulus.