Harga Gabah Petani Naik, Bulog Kesulitan Menambah Stok

29 Agustus 2018 12:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Panen raya dan serap gabah di Lakbok, Ciamis (Foto: Dokumentasi Kementan)
zoom-in-whitePerbesar
Panen raya dan serap gabah di Lakbok, Ciamis (Foto: Dokumentasi Kementan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Meski musim kemarau melanda sejumlah daerah sentra penghasil beras, namun pemerintah masih bisa menambah stok beras selama musim kemarau dengan menyerap gabah kering panen (GKP) di wilayah yang masih tanam.
ADVERTISEMENT
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI) Dwi Andreas Santosa. Dwi menyebut beberapa daerah yang masih melakukan aktivitas tanam, seperti Subang, Indramayu, Tegal, hingga Purwakarta.
Tapi, lanjutnya, pemerintah juga harus menghadapi harga GKP di tingkat petani yang lebih tinggi dari harga pembelian pemerintah (HPP). HPP yang terlalu rendah ini menjadi penghambat Bulog dalam upaya menyerap gabah dari petani.
“Sementara gabah di tingkat petani itu juga sudah banyak dibeli oleh pedagang,” katanya saat dihubungi kumparan, Selasa (29/8).
Harga GKP sendiri tingkat petani berada di kisaran Rp 4.500 hingga Rp 5.500 per kilogram (kg). Harga ini berada di atas HPP, yaitu sebesar Rp 4.070 per kg. Dwi menjelaskan kalau selama musim kemarau, petani harus mengeluarkan biaya tambahan seperti pengairan sawah, membeli obat pemberantas hama, serta melindungu sawah dari serangan tikus.
ADVERTISEMENT
“Selain masalah harga, Bulog juga akan kesulitan menyerap gabah petani karena banyak yang sudah dibeli oleh pedagang dan penggilingan besar,” tambahnya lagi.
Persediaan beras Bulog (Foto: ANTARA FOTO/Rony Muharrman)
zoom-in-whitePerbesar
Persediaan beras Bulog (Foto: ANTARA FOTO/Rony Muharrman)
Nantinya, lanjut Dwi, keuntungan yang diperoleh para petani dari hasil penjualan GKP ini akan digunakan untuk membeli kebutuhan beras pada saat musim tanam. Adapun musim tanam ini diperkirakan akan dimulai pada bulan Oktober mendatang.
“Biasanya kalau musim kemarau harga beras naik, petani sudah tidak tanam lagi, otomatis mereka juga harus beli beras. Nah, setidaknya para petani ini punya tabungan dari untung GKP tadi untuk beli beras,” tutupnya.
Hingga akhir Juli 2018, Bulog memiliki stok beras sebanyak 2,2 juta ton. Agar cadangan beras tetap di atas 2 juta ton, Bulog harus terus menyerap beras petani.
ADVERTISEMENT