Harga Garam Industri Produksi Indramayu Dijual Rp 600 per Kg

30 Maret 2018 18:13 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tambak garam sistem bestekin (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tambak garam sistem bestekin (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Petambak garam rakyat akhirnya bisa membuktikan jika mereka mampu menghasilkan garam industri dengan kualitas tinggi yaitu memiliki kadar NaCl sebesar 99,8%. Garam jenis ini yang sering diimpor Indonesia dari Australia maupun India.
ADVERTISEMENT
Ketua Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (APGRI) Jakfar Sodikin menyebut dengan menggunakan teknik bestekin, para petambak garam bisa memenuhi kebutuhan garam industri di dalam negeri. Bahkan dari segi harga sangat bersaing dengan garam impor asal Australia.
"Kalau sudah massal bisa di harga Rp 500-600 per kg," kata Jakfar kepada kumparan (kumparan.com), Jumat (30/3).
Tambak garam sistem bestekin (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tambak garam sistem bestekin (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Menurut Jakfar garam-garam ini dijual ke Koperasi Primer Garam. Dari koperasi, garam ini dijual kembali ke pengguna garam industri. Ia menuturkan, selain untuk memenuhi kebutuhan garam industri seperti aneka pangan, garam yang diolah menggunakan metode bestekin bisa diperuntukkan untuk kebutuhan farmasi. Warnanya yang putih dan bersih menandakan tingkat kemurnian garam sangat baik.
"Ini bahkan bukan lari ke garam industri tapi garam farmasi karena kadar NaCl-nya mencapai 99,8%. Karena ini tingkat kemurniannya cukup tinggi karena kan divakum, senyawa yang tersisa hanya NaCl," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Jakfar menuturkan dengan menggunakan teknik bestekin para petambak bisa menghasilkan garam hanya dalam waktu 1 hari dengan jumlah produksi 1 ton garam per hektare. Proses ini jauh lebih cepat dibandingkan dengan cara tradisional yaitu dengan teknik prima di mana memerlukan waktu sekitar 21-24 hari.
"Sebenarnya kita bisa buat (garam industri) jadi enggak usah jauh impor, buat apa? Kita bisa tinggal mau apa enggak? karena ini dibutuhkan sebuah komitmen sebagai anak bangsa," sebut dia.