Harga Jagung Masih Mahal

7 Februari 2019 10:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga memisahkan biji jagung dari tongkolnya. Foto: ANTARA/Oky Lukmansyah
zoom-in-whitePerbesar
Warga memisahkan biji jagung dari tongkolnya. Foto: ANTARA/Oky Lukmansyah
ADVERTISEMENT
Harga jagung pakan ternak di kalangan peternak terpantau masih tinggi. Harganya berada di kisaran Rp 6.000 hingga Rp 6.500 per kilogram. Normalnya, harga jagung pakan ternak dipatok Rp 3.150-Rp 4.000 per kilogram. “Masih langka sekali. Akibatnya harga melambung,” kata Ketua Harian Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Sigit Prabowo kepada kumparan, Kamis (7/2). Menurutnya, jagung impor yang selama ini dipesan oleh pemerintah masih belum tepat sasaran. Banyak peternak kecil yang tidak kebagian karena kurangnya dana. Sedangkan pemerintah tidak menerima pembayaran dengan skema utang dari peternak. Sementara, di sisi lain, harga daging ayam ras justru terpantau turun di tingkat peternak. Dari data bulanan Perhimpunan insan perunggasan rakyat (Pinsar), harga daging ayam broiler di tingkat peternak menyentuh Rp 14.000 per kilogram di wilayah Bengkulu. Sementara di wilayah Sumatera, harga daging ayam terpantau dibeli seharga Rp 16.000 per kilogram di tingkat peternak. Normalnya, harga daging ayam broiler di kisaran Rp 18.000-Rp 20.000 per kilogram.
Sejumlah pekerja merontokan biji jagung menggunakan mesin perontok. Foto: ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
ADVERTISEMENT
Kondisi ini tak jarang membuat para peternak lebih memilih untuk menjual ayamnya. Padahal, ayam masih berusia dini untuk dijual ke pasar. Sigit menambahkan, kebijakan revisi harga acuan daging ayam dan telur ayam dalam Permendag 82 masih belum efektif. Pengawasan dan penerapannya harus dikoreksi oleh Kementerian Perdagangan. “Pada kenyataannya jarang sekali yang menerapkan surat edaran itu. Kemendag harusnya mengawasi penerapannya. Sehingga tidak hanya jadi surat edaran saja,” katanya.