news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Harga Minyak Dunia Kembali Turun Dipicu Ancaman Trump

5 Desember 2018 10:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Donald Trump dan Jeff Sessions (Foto:  Reuters/Kevin Lamarque/File Photo)
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump dan Jeff Sessions (Foto: Reuters/Kevin Lamarque/File Photo)
ADVERTISEMENT
Harga minyak mentah dunia kembali turun setelah sempat mengalami penguatan pada awal pekan ini. Penguatan harga pada Senin-Selasa didorong hasil pertemuan Presiden Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di Argentina yang membahas penyelesaian perang dagang.
ADVERTISEMENT
Namun, sentimen tersebut tak bertahan lama. Ditulis Reuters, Rabu (5/12), harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) dijual di USD 52,61 per barel pada pukul 0128 GMT. Harga WTI turun 64 sen atau 1,2 persen dibandingkan penutupan sebelumnya.
Sementara itu, harga minyak mentah jenis Brent turun 56 sen atau 0,9 persen ke USD 61,52 per barel.
Turunnya harga minyak dunia dipengaruhi beberapa faktor. Pertama, menurut data American Petroleum Institute (API), cadangan minyak di AS naik USD 5,4 juta barel menjadi 448 juta barel pada akhir November 2018. Hal ini membuat terjadinya kelebihan pasokan (oversupply).
Kedua, penurunan harga juga didorong jatuhnya harga-harga saham global pada Selasa kemarin. Investor khawatir terhadap perlambatan ekonomi dunia.
Persiapan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas selama kegiatan Annual Meeting IMF-World Bank 2018 di Nusa Dua, Bali. (Foto: Dok. Pertamina )
zoom-in-whitePerbesar
Persiapan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas selama kegiatan Annual Meeting IMF-World Bank 2018 di Nusa Dua, Bali. (Foto: Dok. Pertamina )
Pemicu terakhir adalah Trump. Meski China dan AS sedang dalam proses pencarian jalan keluar dalam tempo 90 hari sejak pertemuan di Argentina, Trump mengancam akan menaikkan tarif lebih tinggi terhadap produk impor asal Negeri Tirai Bambu bila tak ada kesepakatan hingga berakhirnya batas 'gencatan senjata' antar kedua negara.
ADVERTISEMENT
"Presiden Trump membuat ancaman pada Selasa. Dia akan menjatuhkan tarif lebih besar terhadap produk impor asal China jika tim negosiasi tak mencapai kesepakatan yang diinginkan," tulis Reuters.
Bank of America Merrill Lynch dalam proyeksi ekonomi di 2019 yang diplubikasikan Selasa kemarin menyebutkan, bila ekonomi negara-negara besar akan melambat pada tahun depan, meskipun ada kebijakan fiskal dan moneter untuk menciptakan stimulus yang diharapkan dapat mengerem perlambatan.
Merrill Lynch memperkirakan Brent berada di angka USD 70 per barel dan WTI di posisi USD 59 per barel pada tahun 2019.
"Namun, harga Brent dan WTI akan berada di angka USD 72,80 dan USD 66,10 per barel pada tahun ini," tutup Reuters.