Harga Minyak Dunia Naik Pascapertemuan Trump dan Xi Jinping

3 Desember 2018 11:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kilang minyak (Foto: Reuters/Todd Korol)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kilang minyak (Foto: Reuters/Todd Korol)
ADVERTISEMENT
Harga minyak mentah dunia naik setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping bersepakat untuk menahan eskalasi kenaikan tarif atau pengenaan tarif baru selama 90 hari ke depan.
ADVERTISEMENT
Kenaikan harga juga mempengaruhi rencana pertemuan antara anggota produsen minyak dunia, Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC), pada pekan ini. Salah satu agenda pertemuan ini adalah rencana pengurangan suplai.
Mengutip data Reuters, Senin (3/12), harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) dijual di posisi USD 53,38 per barel pada pukul 02.02 GMT. Angka ini meningkat USD 2,45 per barel atau 4,8 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya.
Untuk minyak mentah jenis International Brent, harganya naik USD 2,38 per barel atau 4 persen menjadi USD 61,84 per barel.
"China dan Amerika Serikat pada pertemuan G-20 sepakat untuk tidak mengenakan tarif baru dalam waktu 90 hari ke depan selama proses pembicaraan antar-kedua delegasi," tulis Reuters, Senin (3/12).
ADVERTISEMENT
Eskalasi perang dagang antar-kedua negara, AS dan China, telah mempengaruhi perdagangan global. Kondisi ini lantas membuat ekonomi dunia melambat.
Donald Trump dan Xi Jinping di KTT G20 (Foto: REUTERS/Saul Loeb)
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump dan Xi Jinping di KTT G20 (Foto: REUTERS/Saul Loeb)
Meskipun minyak dunia tak masuk ke dalam daftar produk yang dikenakan tarif, namun para pelaku pasar menyambut positif pertemuan kedua negara sehingga mampu menaikkan harga minyak dunia.
"Kesepakatan untuk melakukan pembicaraan selama 90 hari, di mana selama proses tersebut tarif baru akan ditunda merupakan hal yang mengejutkan," tulis laporan Morgan Stanley kepada para investornya.
Isu lainnya ialah menanti hasil pertemuan antara anggota OPEC dan non-OPEC yang di dalamnya ada Rusia. Pertemuan yang akan berlangsung pada 6 Desember nanti diharapkan mampu memangkas produksi minyak yang selama ini membanjiri pasar. Kelebihan suplai ini sebelumnya memicu jatuhnya harga minyak dunia.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, belum ada keterangan resmi terkait potensi pengurangan pasokan minyak, namun para analis memperkirakan adanya pengurangan pasokan minyak 1-1,4 juta barel per hari, dibandingkan periode Oktober.
Pada saat bersamaan, AS sebagai produsen minyak dunia terus menaikkan produksi minyak, di mana level produksinya mencapai angka terbaru di atas 11,5 juta barel per hari.
"Melihat aktivitas pengeboran yang tinggi, analis memprediksi produksi minyak AS akan terus tumbuh di 2019," tutup Reuters.