Harga Minyak Dunia Turun dan Rupiah Stabil, Tarif Listrik Tak Naik

10 Januari 2019 18:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja memasang jaringan kabel ke tower milik PT PLN Persero yang akan dialiri listrik dari PLTU IPP 3 Kendari. (Foto: ANTARA FOTO/Jojon)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja memasang jaringan kabel ke tower milik PT PLN Persero yang akan dialiri listrik dari PLTU IPP 3 Kendari. (Foto: ANTARA FOTO/Jojon)
ADVERTISEMENT
Pemerintah telah memutuskan tidak menaikkan tarif dasar listrik hingga akhir tahun ini. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Andy Sommeng mengatakan, ada beberapa alasan yang membuat tarif listrik tetap.
ADVERTISEMENT
Turunnya harga minyak dunia sejak November 2018 lalu menjadi salah satu penyebabnya. Meski hari ini harga minyak mentah dunia bergerak fluktuatif, tapi sudah meninggalkan level USD 80 per barel menjadi di bawah USD 60 per barel.
"Tiga bulan terakhir crude (minyak mentah) turun terus. Brent Crude USD 60, ICP paling USD 54 atau USD 52 per barel. Dibandingkan PLN itu khawatir saat harga minyak USD 80, ICP USD 72. Jadi sekarang masih okelah," kata dia dalam pemaparan kinerja Ketenagalistrikan di kantornya, Jakarta, Kamis (10/1).
Teller Bank Mandiri menunjukkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Bank Mandiri KCP Jakarta DPR, Senin (7/1/2019). Kurs Rupiah terhadap Dolar AS menguat 1,3 persen menjadi Rp14.080.  (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
zoom-in-whitePerbesar
Teller Bank Mandiri menunjukkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Bank Mandiri KCP Jakarta DPR, Senin (7/1/2019). Kurs Rupiah terhadap Dolar AS menguat 1,3 persen menjadi Rp14.080. (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Alasan lain, kata dia, nilai tukar rupiah juga terus menguat terhadap dolar AS. Tahun lalu, saat rupiah anjlok hingga lebih dari Rp 15.000 per dolar AS, PLN mengalami kerugian yang besar.
ADVERTISEMENT
Saat ini, karena rupiah sudah kembali perkasa di level Rp 14.000, Andy menilai, menjadi pertimbangan lain tarif listrik tak usah naik. Belum lagi, inflasi juga rendah.
Selain itu, yang tak kalah penting adalah harga batu bara yang dipatok murah untuk kebutuhan domestik atau Domestic Market Obligation (DMO). Sejak ditetapkan awal 2018, DMO batu bara yang dipatok paling tinggi USD 70 per ton memberi angin segar bagi PLN.
"Baru selesai cap harga batu bara yang USD 70 per ton. Jadi mungkin cap itu cukup baik dan buat bernafas PLN," ucap dia.