Harga Minyak Indonesia Turun Jadi USD 62,9 per Barel di November 2018

6 Desember 2018 18:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pompa angguk di sumur minyak. (Foto: instagram @daririsang)
zoom-in-whitePerbesar
Pompa angguk di sumur minyak. (Foto: instagram @daririsang)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berdasarkan perhitungan Formula Indonesian Crude Price (ICP), rata-rata harga minyak mentah Indonesia pada bulan November 2018 sebesar USD 62,98 per barel, turun 18,7 persen atau sebesar USD 14,58 per barel dari USD 77,56 per barel pada bulan Oktober 2018.
ADVERTISEMENT
Tak hanya ICP, menurut Tim Harga Minyak Indonesia, penurunan juga dialami ICP SLC yang pada November 2018 mencapai USD 62,98 per barel. Angka ini turun sebesar USD 14,16 per barel dari USD 78,09 per barel pada bulan sebelumnya.
Selengkapnya perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada periode November 2018 dibandingkan Oktober 2018 sebagai berikut:
- Dated Brent turun sebesar USD 16,41 per barel dari USD 81,15 per barel menjadi USD 64,74 per barel. - WTI (Nymex) turun sebesar USD 14,07 per barel dari USD 70,76 per barel menjadi USD 56,69 per barel. - Basket OPEC turun sebesar USD 13,72 per barel dari USD 79,39 per barel menjadi USD 65,67 per barel. - Brent (ICE) turun sebesar USD 14,68 per barel dari USD 80,63 per barel menjadi USD 65,95 per barel.
ADVERTISEMENT
Penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional disebabkan oleh oleh beberapa faktor yaitu melemahnya pertumbuhan ekonomi global yang didukung dengan laporan International Monetary Fund (IMF) bahwa pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2018 diproyeksikan mengalami perlambatan menjadi sebesar 3,7 persen, turun 0,2 persen dibandingkan proyeksi sebelumnya.
Pompa angguk di sumur minyak. (Foto: instagram @cahayabumi)
zoom-in-whitePerbesar
Pompa angguk di sumur minyak. (Foto: instagram @cahayabumi)
Faktor lainnya adalah Amerika Serikat (AS) memberikan pengecualian kepada 8 negara untuk melakukan impor minyak mentah dari Iran sehingga menyebabkan penurunan ekspor minyak mentah dan kondensat Iran tidak sebesar perkiraan awal dan menjadi salah satu penyebab oversupply minyak mentah global.
"Arab Saudi mengumumkan bahwa produksi minyak mentah Arab Saudi bulan November 2018 akan melebihi produksi Oktober 2018 akibat antisipasi berkurangnya pasokan minyak mentah global atas pengenaan sanksi kepada Iran," kata Tim Harga Minyak Indonesia soal penyebab turunnya harga ICP seperti dikutip kumparan dari laman Kementerian ESDM, Kamis (6/12).
ADVERTISEMENT
Selain itu, pasokan minyak mentah global berdasarkan:
a. Publikasi International Energy Agency (IEA) bulan November 2018, bahwa produksi minyak mentah OPEC di bulan Oktober 2018 mengalami peningkatan sebesar 127 ribu barel per hari dibandingkan bulan sebelumnya dan proyeksi pasokan minyak mentah negara-negara Non-OPEC tahun 2018 meningkat sebesar 170 ribu barel per hari menjadi 60,3 juta barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya.
b. Publikasi OPEC bulan November 2018, bahwa produksi minyak mentah OPEC di bulan Oktober 2018 mengalami peningkatan sebesar 200 ribu barel per hari dibandingkan bulan sebelumnya.
Terakhir, Energy Information Administration (EIA) melaporkan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) pada bulan November 2018 meningkat sebesar 24,5 juta barel dibandingkan stok minyak mentah AS pada akhir bulan Oktober 2018.
ADVERTISEMENT
Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu perlambatan pertumbuhan ekonomi China akibat perang dagang dengan AS dan melemahnya permintaan minyak mentah dan produk minyak mentah dari Jepang dan Korea.