Harga Minyak Mentah RI Naik Jadi USD 67,43/Barel di April 2018

4 Mei 2018 20:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas pengeboran migas. (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas pengeboran migas. (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Harga rata-rata minyak Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) April 2018 mencapai USD 67,43 per barel. Angka ini naik sekitar USD 5,56 per barel dari Maret lalu sebesar USD 61,87 per barel.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, harga minyak nasional Sumatera Light Crude (SLC) mencapai USD 68,39 per barel atau naik sebesar USD 5,54 per barel dari USD 62,85 per barel pada bulan sebelumnya.
Perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada April 2018 dibandingkan Maret 2018, mengalami kenaikan menjadi sebagai berikut:
- Dated Brent naik sebesar USD 5,90 per barel dari US$ 65,90 per barel menjadi USD 71,80 per barel.
- Brent (ICE) naik sebesar USD 5,04 per barel dari USD 66,72 per barel menjadi USD 71,76 per barel.
- WTI (Nymex) naik sebesar USD 3,56 per barel dari USD 62,77 per barel menjadi USD 66,33 per barel.
- Basket OPEC (sampai. tanggal 27 April 2018) naik sebesar USD 4,54 per barel dari USD 63,76 per barel menjadi USD 68,30 per barel.
ADVERTISEMENT
Menurut Tim Harga Minyak Indonesia, kenaikan harga ICP ini sejalan dengan harga minyak mentah utama di pasar internasional yang mengalami kenaikan akibat beberapa faktor, seperti permintaan minyak mentah global.
“Berdasarkan publikasi OPEC di bulan April 2018, bahwa pertumbuhan permintaan minyak dunia untuk 2018 telah disesuaikan lebih tinggi sekitar 30 ribu barel per hari dibandingkan dengan penilaian bulan sebelumnya, sehingga menjadi sebesar 1,63 Juta barel per hari,” demikian tertulis dalam laman resmi Kementerian ESDM, Jumat (4/5).
Selain itu, berdasarkan publikasi International Energy Agency (IEA) di bulan April 2018, Untuk tahun 2018 secara keseluruhan, permintaan minyak diperkirakan tumbuh sebesar 1,5 juta barel per hari. Permintaan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) pada kuartal 1 tahun 2018 telah direvisi naik 315 ribu barel per hari.
ADVERTISEMENT
Lalu, Energy Information Administration (EIA) di April 2018 juga melaporkan, stok distillate fuel oil Amerika Serikat bulan April 2018 mengalami penurunan sebesar 6,3 juta barel dibandingkan Maret 2018, menjadi 122,7 juta barel. Sementara stok gasoline Amerika Serikat bulan April 2018 mengalami penurunan sebesar 2,8 juta barel dibandingkan Maret 2018, menjadi 236,8 juta barel.
Berdasarkan publikasi OPEC di bulan April 2018, bahwa tren pertumbuhan perekonomian global yang terus berlanjut, dengan tingkat pertumbuhan global sebesar 3,8%. Pertumbuhan perekonomian mengalami peningkatan dari perkiraan bulan sebelumnya, meliputi kawasan Eropa, Inggris dan Brasil.
Meningkatnya ketegangan geopolitik di wilayah Timur Tengah akibat penyerangan udara dari Amerika Serikat, Perancis dan Inggris kepada Suriah. Pemboman tersebut merupakan intervensi terbesar oleh negara-negara Barat terhadap Suriah dan sekutunya-sekutunya termasuk Rusia.
ADVERTISEMENT
Selain itu juga adanya peningkatan throughput kilang. Berdasarkan publikasi IEA di bulan April 2018, terdapat peningkatan aktivitas kilang pengolahan, setelah dua tahun pertumbuhan yang relatif rendah, penambahan kapasitas kilang kembali membaik. Utamanya di Amerika dan kawasan timur tengah.
Sedangkan untuk kawasan Asia Pasifik, kenaikan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh peningkatan permintaan minyak di India, yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan pembangunan infrastruktur pemerintah. Lalu, di Korea Selatan digunakan untuk kebutuhan industri petrokimia, dan kondisi pertumbuhan perekonomian di India dan China yang tinggi.