Harga Minyak Mulai Naik, Penurunan Harga BBM Dinilai Telat

5 Januari 2019 15:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas SPBU melayani masyarakat dengan mengisi BBM jenis Pertalite. (Foto: ANTARA FOTO/Olha Mulalinda)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas SPBU melayani masyarakat dengan mengisi BBM jenis Pertalite. (Foto: ANTARA FOTO/Olha Mulalinda)
ADVERTISEMENT
Penurunan harga BBM nonsubsidi awal tahun ini dianggap telat di tengah harga minyak dunia yang mulai merangkak naik.
ADVERTISEMENT
Mulai hari ini, PT Pertamina (Persero) menurunkan harga BBM nonsubsidi yakni Pertalite, Pertamax dan Pertamax Turbo, serta Dex dan Dexlite. Penurunan harganya berkisar antara Rp 100 hingga Rp 250 per liter.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan, seharusnya harga BBM nonsubsidi tersebut turun saat November atau Desember tahun lalu. Adapun saat ini patokan harga minyak mentah seperti Brent atau West Texas Intermediate (WTI) sudah mulai merangkak naik.
Dilansir Reuters, Sabtu (5/1), harga minyak mentah berjangka Brent LCOc1 naik USD 1,11 atau 1,98 persen menjadi USD 57,06 per barel. Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 87 sen menjadi USD 47,96 per barel atau 1,85 persen.
ADVERTISEMENT
"Ini terlambat, seharusnya sudah dari November," ujar Faisal kepada kumparan, Sabtu (5/1).
Petugas mengisi BBM jenis Pertamax di SPBU. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengisi BBM jenis Pertamax di SPBU. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/ kumparan)
Di negara lain seperti Australia, kata dia, harga BBM juga sudah turun sejak awal November 2018. Indonesia dinilai terlambat merespons harga minyak terhadap BBM.
"Di Australia sudah dari tahun lalu, turunnya juga lumayan banyak ikuti harga minyak dunia," katanya.
Tak hanya itu, Faisal juga menilai penurunan harga BBM tersebut terlalu sedikit.
Dia pun membandingkan, pada November lalu, harga Brent dan WTI masing-masing sekitar USD 80 barel per hari dan USD 65 barel per hari. Sementara pada akhir Desember 2018, harga Brent USD 53 per barel dan WTI menyentuh USD 45 per barel. Sehingga penurunannya sekitar 30-33 persen.
ADVERTISEMENT
"Turunnya cuma sekitar Rp 100 sampai Rp 250 per liter. Kalau mau sesuai harga pasar, ya mestinya turuninnya sekitar 30 persen juga antara Rp 1.000 sampai Rp 2.000 per liter," jelaasnya.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam keterangan resminya menuturkan, penurunan harga BBM nonsubsidi ini mengikuti penurunan rata-rata harga minyak dunia serta penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Kilang minyak Aramco di Arab Saudi. (Foto: Reuters/Ahmed Jadallah/File Photo/File Photo)
zoom-in-whitePerbesar
Kilang minyak Aramco di Arab Saudi. (Foto: Reuters/Ahmed Jadallah/File Photo/File Photo)
Berikut harga BBM nonsubsidi di SPBU Pertamina mulai hari ini:
- Pertalite Rp 7.650 per liter
- Pertamax Rp 10.200 per liter
- Pertamax Turbo Rp 12.000 per liter
- Dexlite Rp 10.300 per liter
- Dex Rp 11.750 per liter