Hasil Survei OECD: Indonesia Paling Dipercaya, Ekonomi Tetap Positif

10 Oktober 2018 13:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peluncuran survei OECD tentang perekonomian Indonesia. (Foto: Langgeng Wahyu P/Biro KLI Kemenkeu)
zoom-in-whitePerbesar
Peluncuran survei OECD tentang perekonomian Indonesia. (Foto: Langgeng Wahyu P/Biro KLI Kemenkeu)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) meluncurkan OECD Economic Survey Indonesia 2018. Peluncuran survei ini dilakukan dalam rangkaian Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Group Bali 2018 .
ADVERTISEMENT
Ada dua laporan yang diluncurkan, yaitu OECD-Indonesia Joint Work Programme (2019-2021) dan Economic Survey of Indonesia 2018. Hasil survei soal ekonomi menunjukkan perekonomian Indonesia tetap mengalami pertumbuhan ekonomi positif di tengah tekanan penurunan ekonomi global.
Sekretaris Jenderal OECD, Angel Gurria, mengatakan tingkat kepercayaan (confidence level) kepada pemerintah Indonesia lebih tinggi daripada semua negara-negara OECD.
"Ekonomi Indonesia semakin berkembang sehat dan bonus demografi akan mempercepat pertumbuhan tahun depan. Hal ini ditopang tingkat kepercayaan kepada pemerintah Indonesia lebih tinggi daripada semua negara-negara OECD. Hasil temuan survei ini bisa menjadi basis untuk kerja sama ke depan dalam konteks OECD-Indonesia Joint Work Program,” kata Gurria di Sofitel Hotel Nusa Dua, Bali (10/10).
Survei ekonomi Indonesia oleh OECD dilakukan secara berkala setiap dua tahun sejak 2008. Survei tahun 2018 ini juga menandai peringatan 10 tahun kolaborasi pemerintah Indonesia dengan OECD dalam program ini.
ADVERTISEMENT
Survei OECD menyoroti perkembangan terkini dan juga tantangan yang dihadapi negara untuk terus maju. Hasil survei memprediksi pertumbuhan Indonesia 5,2 persen tahun ini dan 5,3 persen di 2019, dan juga memaparkan agenda untuk membuat ketahanan ekonomi semakin kuat dan semakin inklusif.
Namun menurut dia, Indonesia harus tetap menjamin generasi mendatang mendapatkan kesempatan hidup yang lebih baik, untuk itu infrastruktur, edukasi, kesehatan dan kualitas kerja masih menjadi tantangan yang harus diselesaikan untukk memastikan pertumbuhan Indonesian berkelanjutan dan inklusif.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan survei ini dilakukan dengan mengakomodasi dua faktor penting, yakni meningkatkan pendapatan publik untuk pertumbuhan secara bersahabat dan membuat pariwisata dalam rangka mempromosikan keberlangsungan pembangunan daerah.
ADVERTISEMENT
“Saya sangat senang bahwa pandangan umum OECD terhadap ekonomi Indonesia sangat positif dan sangat menginspirasi,” ujar Sri Mulyani.
Peluncuran survei OECD tentang perekonomian Indonesia. (Foto: Langgeng Wahyu P/Biro KLI Kemenkeu)
zoom-in-whitePerbesar
Peluncuran survei OECD tentang perekonomian Indonesia. (Foto: Langgeng Wahyu P/Biro KLI Kemenkeu)
Survei ini menurut Sri Mulyani, menekankan agar pemerintah harus menaikkan pendapatan, memperkuat pemuda sebagai aset pembangunan yang belum termanfaatkan, serta memperkuat sektor pariwisata.
Menanggapi tiga hal itu, pemerintah telah mempersiapkan antara lain: peningkatan pemasukan pajak 16,4 persen pada 2019, sejumlah program peningkatan kapasitas pemuda seperti pendidikan anak usia dini dan akses terhadap sertifikasi guru dan dana operasional sekolah.
Sedangkan untuk pariwisata, Presiden Jokowi memberi perhatian khusus dan telah mengalokasikan dana khusus untuk mendukung pariwisata, serta terus melakukan pendekatan holistik sesuai dengan strategi nasional pariwisata.
Sri Mulyani mengatakan, kemitraan dengan OECD ini adalah kesempatan untuk membagi pengalaman secara dua arah mengenai pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
“Pengalaman pembangunan segenap negara maju OECD banyak lessons learned yang bisa digali untuk Indonesia, kita bisa ambil pengalaman mereka yang evidence based bisa digali," katanya.