Hati-hati, Penipuan Jual Beli Online Lewat Modus E-Cash

16 Juli 2017 12:41 WIB
Belanja online (Foto: musgravemarketplace)
zoom-in-whitePerbesar
Belanja online (Foto: musgravemarketplace)
ADVERTISEMENT
Bagi Anda yang sering melakukan aktivitas jual beli online, harus waspada terhadap modus penipuan baru yang sedang berkembang. Penipuan ini berkedok pembayaran barang menggunakan layanan e-cash atau uang elektronik berbasis server melalui aplikasi di smartphone.
ADVERTISEMENT
Penipuan ini cukup sering ditemukan pengguna situs jual beli barang yang cukup populer, seperti OLX. Andina Yulianti (29), salah satu pengguna OLX mengatakan, baru-baru ini ia hampir menjadi korban.
"Jadi ada calon pembeli barang yang saya iklankan di OLX. Tapi dia bilang, hanya bisa membayar lewat layanan e-cash. Alasannya rekening bank-nya sedang bermasalah," jelas Andina kepada kumparan (kumparan.com), Minggu (16/7).
Untungnya, Andina yang belum begitu paham soal mekanisme pembayaran lewat e-cash, langsung menyadari keanehan dalam instruksi penarikan uang dari e-cash yang disampaikan sang penipu.
"Dia bilang cara penarikan dana e-cash ke rekening saya lewat ATM, ada menu Top Up. Setahu saya, top up artinya mengisi saldo, jadi janggal, kok saya jadi top up saldo e-cash dia," ujar Andina.
ADVERTISEMENT
Andina menjelaskan, ia langsung memutuskan kontak dengan penipu, setelah membaca informasi dari pihak OLX tentang berkembangnya modus penipuan lewat e-cash.
Berdasarkan keterangan pihak OLX di situsnya, awalnya calon pembeli (penipu) akan mengatakan kepada penjual bahwa mereka telah mentransfer uang. Kemudian, dia akan meminta penjual mengikuti langkah-langkah menarik uang pembayaran/transfer lewat ATM penerbit e-cash tersebut. Bila itu itu yang terjadi, Anda patut waspada. Berikut ciri-ciri dan modus yang kerap dilakukan penipu melalui media layanan e-cash.
1. Melakukan Pembayaran Melalui E-Cash
Setelah menanyakan barang yang dijual layaknya calon pembeli lain, pelaku cenderung menolak melakukan pembayaran melalui bank lain di luar bank penerbit e-cash tersebut. Pelaku akan bersikeras dan mengeluarkan beragam alasan untuk menggunakan e-cash untuk membayar biaya barang yang dijual oleh korban.
ADVERTISEMENT
Jika calon pembeli bersikeras melakukan pembayaran dengan e-cash, sebaiknya Anda segera tolak dan tutup pembicaraan untuk menghindari terjadinya penipuan.
2. Mengirimkan Step Penarikan Dana
Ketika melakukan pembayaran secara transfer, pastinya Anda akan mengirimkan nomor rekening bank Anda serta nama lengkap kepada calon pembeli. Dalam kasus penipuan melalui e-cash, nomor rekening dan nama lengkap Anda akan digunakan untuk membuat bukti transfer fiktif. Contohnya seperti di bawah ini.
Penipuan dengan modus e-cash. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Penipuan dengan modus e-cash. (Foto: Dok. Istimewa)
Pelaku selanjutnya mengirimkan langkah-langkah yang menurutnya bertujuan untuk menarik dana yang telah ditrasfer. Bahkan pelaku juga menawarkan bantuan untuk membimbing korban mencairkan dana pembayaran. Bagi korban yang tidak familiar dengan fasilitas e-cash, bimbingan dari pelaku terasa membantu. Padahal, Anda sedang digiring untuk mengisi e-cash si pelaku dengan nominal yang tertera pada kode OTP palsu. Kode OTP yang tercantum pada bukti transfer fiktif ini, adalah besaran nilai atau saldo yang dikirimkan oleh Anda ke akun e-cash pelaku.
ADVERTISEMENT
3. Uang Anda Ditarik Oleh Pelaku
Sesudah mengikuti langkah-langkah di atas, saldo dari ATM Anda secara otomatis akan berkurang. Pelaku akan memutuskan komunikasi dan tidak dapat dihubungi. Bank praktis sulit untuk melakukan pelacakan karena untuk mendaftar e-cash, tidak butuh rekening bank bersangkutan. Proses registrasi di aplikasi e-cash pun tidak membutuhkan verifikasi dan data yang diisikan bisa dipalsukan.
"Karena hal tersebut, OLX sangat menyarankan Anda untuk melakukan transaksi dengan calon penjual atau calon pembeli secara COD atau bertemu langsung. Karena hal ini bisa mengurangi penipuan dan kecurangan yang dilakukan oleh calon penjual atau calon pembeli," papar OLX.